Jangan Lagi Ada Kekerasan, Jalani Pilpres Santun dan Gembira

JAKARTA–Penganiayaan dan kekerasan terhadap pendukung pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, Ganjar Pranowo-Mahfud MD menuai banyak sorotan. Kekerasan di Klaten dan Boyolali, Jawa Tengah itu dianggap telah mencoreng pesta demokrasi yang riang gembira.

Ganjar Pranowo sudah menjenguk korban kekerasan itu di Boyolali, Minggu (31/12/2023). Mantan Gubernur Jawa Tengah itu menyayangkan kekerasan di tengah suasana pemilu. Ia pun memberikan semangat sekaligus mengajak masyarakat mendoakan agar lekas sembuh.

Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Mahfud, Arsjad Rasjid mengatakan, pihaknya mendapat intensi dari banyak pihak terkait jatuhnya korban sejumlah relawan Ganjar Mahfud di Klaten dan Boyolali.

Intensi itu datang dari dalam dan luar negeri. Mereka menyayangkan kejadian nahas yang mencoreng demokrasi Indonesia. Arsjad meminta semua pihak bisa menahan diri, menjalani pilpres dengan santun dan riang gembira.

“Aparat pemerintah, TNI, dan POLRI harus tetaplah netral untuk menjaga situasi kondusif. Nasib bangsa kita dipertaruhkan, dan jangan lagi ada kekerasan,” ujar Arsjad.

Dia menambahkan, masyarakat harus dapat memilih dengan bebas, tanpa ada intimidasi dan tekanan. Pilihan mereka harus datang dari suara hati karena yakin akan pemimpin terbaik sesuai versi mereka.

Karena itu, berbagai intervensi dari pihak yang memiliki kekuasaan dengan cara apapun sepatutnya dicurigai dan dipertanyakan.

“Wajah demokrasi bangsa kita sekali lagi sedang diuji. Mereka yang telah menjadi korban adalah pahlawan demokrasi. Kita doakan mereka jatuh sebagai korban,” kata Arsjad.

Kekerasan yang terjadi terhadap relawan Ganjar Mahfud juga tidak luput dari perhatian masyarakat diaspora dan simpatisan paslon 3 di luar negeri.

Diaspora Indonesia di Amerika Serikat sesalkan terjadi tindakan kekerasan terhadap relawan Ganjar Mahfud yang terjadi di beberapa daerah.

Kondisi tersebut membuat resah, mencoreng nama baik Indonesia di mata internasional, dan mencederai demokrasi yang santun, bebas, dan riang gembira.

Robert Prasetya Diaspora Indonesia simpatisan Ganjar Mahfud di Canada mengatakan cita-cita reformasi seharusnya menjadikan Indonesia menjadi negara demokrasi yang lebih baik.

“Saya turut menyesalkan adanya kejadian ini. Apalagi citra bangsa bisa tercoreng di dunia internasional,” ujar Robert.

Sorotan serupa datang dari Daniel Fu, anggota dari Board of Advisor Tim Pemenangan Luar Negeri, Amerika Serikat. Ia menekankan bahwa kejadian ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Daniel mengatakan kekerasan bukanlah cerminan karakter dan budaya bangsa kita. Persatuan dalam kebhinekaan jangan sampai terpecah belah oleh segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab.

“Kita harus sadari bahwa kita semua hidup berdampingan di bawah satu payung nusantara. Perbedaan pilihan pemilu hanya sementara sehingga rasa persaudaraan sebagai sebuah bangsa menjadi hal yang tetap utama,” tegas Daniel.