KADIN dan Muhammadiyah Kembangkan Kewirausahaan Sosial

JAKARTA–Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan Persyarikatan Muhammadiyah meneken nota kesepahaman (MoU) dalam pengembangan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kewirausahaan sosial. Nota kesepahaman itu merupakan rangkaian acara Muktamar Muhammadiyah–’Aisyiyah ke-48 yang puncaknya berlangsung pada Sabtu (19/11/2022) di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Ketua Umum KADIN, Arsjad Rasjid mengatakan nota kesepahaman KADIN dengan Muhammadiyah berlangsung dalam kegiatan Muhammadiyah Business & Investment Forum. Di acara tersebut, Kadin Indonesia dan Persyarikatan Muhammadiyah menyepakati MoU terkait pengembangan SDM, IPTEK, dan kewirausahaan sosial.

“Insya Allah kesepakatan ini dapat menjadi salah satu ikhtiar bersama untuk menciptakan dampak sosial yang lebih besar bagi bangsa dan negara,” kata Arsjad.

Arsjad mengatakan, di tengah persoalan sosial ekonomi bangsa yang masih membutuhkan perhatian, kewirausahaan sosial yang inklusif dapat menjadi salah satu alternatif pemecah masalah. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yang menegaskan kepedulian sosial atas berbagai masalah yang menimpa kehidupan dunia secara global dan Indonesia secara mikro.

“Kewirausahaan sosial bergerak sebagai entitas dengan tujuan mengentas permasalahan sosial dan keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut dikembalikan untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan sosial,” katanya.

Konsep tersebut, menurut dia, sejak lama telah diinisiasi oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Jauh sebelum Indonesia merdeka, beliau telah memimpin Muhammadiyah untuk bergerak menyelesaikan permasalahan sosial seperti kemiskinan dan ketimpangan pendidikan.

Menurut Arsjad, kewirausahaan sosial dapat diimplementasikan dalam dunia korporasi. Perusahaan dengan konsep kewirausahaan sosial dirancang dengan sebuah ide yang menggabungkan konsep berbisnis namun keuntungannya dialokasikan untuk membantu dan bersolidaritas menangani problem sosial yang muncul di tengah masyarakat.

Pembukaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Tahun 2022 dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Di hadapan peserta muktamar, Jokowi menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah atas dukungannya dalam upaya penanganan pandemi COVID-19 tiga tahun terakhir.

“Terima kasih telah menggerakkan lebih dari 120 rumah sakit Muhammadiyah dan 235 klinik kesehatan milik Muhammadiyah yang aktif dalam mengedukasi masyarakat, serta dalam pengobatan dan vaksinasi selama pandemi,” ucapnya.

Presiden mengungkapkan, Indonesia termasuk salah satu negara yang berhasil mengendalikan pandemi COVID-19. Dengan lebih dari 440 juta dosis vaksin COVID-19 yang telah disuntikkan kepada masyarakat, Indonesia termasuk negara dengan jumlah vaksinasi terbanyak.

“Keberhasilan kita dalam menangani pandemi ini telah menjadi fondasi penting dalam pemulihan ekonomi nasional kita,” imbuhnya.

Presiden mengingatkan kembali kepada semua pihak bahwa tantangan global masih belum berakhir. “Pandemi belum sepenuhnya usai, masalah baru telah muncul. Perang di Ukraina telah merusak rantai pasok global, sehingga harga-harga pangan naik, harga-harga BBM dan listrik juga meningkat tajam di seluruh negara di dunia,” ujarnya.

Selain itu, ujar Presiden, kompetisi global juga terus meningkat. Hal ini membutuhkan bangsa Indonesia untuk fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) agar dapat bersaing dalam kompetisi tersebut.

Presiden menyampaikan apresiasi kepada keluarga besar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang telah berkontribusi besar dalam peningkatan kualitas SDM dan penguasaan iptek melalui lembaga pendidikan yang dikelola.

Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah memiliki lebih dari 170 perguruan tinggi, 1.364 sekolah menengah atas (SMA)/sederajat, 1.826 sekolah menengah pertama (SMP)/sederajat, 2.817 sekolah dasar (SD)/sederajat, 440 pesantren, serta 20.233 taman kanak-kanak (TK), pendidikan anak usia dini (PAUD), dan kelompok bermain.

“Melalui lembaga pendidikan ini, saya mengharapkan peran sentral Bapak-Ibu sekalian untuk terus menyebarkan Islam yang berkemajuan, Islam yang penuh dengan nilai-nilai toleransi, Islam yang menjaga persatuan, Islam yang menjaga persaudaraan dan perdamaian sesuai dengan ajaran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam,” ujarnya.

Selain itu, melalui lembaga pendidikan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, Kepala Negara juga menitipkan penguatan pendidikan bagi pembangunan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Ketergantungan manusia pada alam sangat tinggi, apalagi potensi alam di Indonesia sangat besar, alam darat maupun laut yang harus kita manfaatkan sebaik-baiknya secara bijak. Oleh karena itu, saya mengharapkan bantuan Bapak-Ibu semuanya, selain hablum minallah, dan juga hablum minannas, mohon juga diperkuat dengan hablum minal alam yang menekankan pentingnya kelestarian alam, yang menekankan pentingnya kelestarian lingkungan,” ujarnya.

Presiden meyakini, dengan dukungan semua pihak termasuk Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, Indonesia akan mampu tumbuh maju di tengah gambaran dunia yang suram.

“Dengan dukungan keluarga besar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, Indonesia bisa menjadi titik terang di tengah dunia yang muram. Indonesia laksana sang surya yang menerangi dunia. Semoga Allah Swt., Tuhan Yang Maha Pengasih meridai bangsa Indonesia,” katanya.