Kadin Dorong Digitalisasi UMKM dari Segala Aspek, Tak Sekadar Masuk Marketplace

JAKARTA–Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengajak dunia usaha agar mendorong digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Digitalisasi UMKM harus dilakukan dari hulu ke hilir, agar manfaatnya bisa dirasakan secara maksimal, baik dalam segi bisnis maupun individu pelaku usahanya.

“Kami mendorong perusahaan-perusahaan yang besar ini untuk bekerja sama dengan start-up atau perusahaan digital yang sudah terbiasa berinteraksi dengan petani dengan nelayan dengan industri kecil dengan pedagang ritel kecil, sehingga proses digitalisasi berjalan mulus dan end-to-end, tidak hanya sekadar menargetkan UMKM masuk marketplace,” kata Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Kadin Indonesia Bambang Brodjonegoro dalam acara Side Event G20, Senin (8/8/2022).

Saat ini pemerintah sedang menjalankan program untuk mengurangi kemiskinan ekstrem dengan terus berupaya melakukan penciptaan lapangan kerja. UMKM telah memberikan sumbangsih besar terhadap lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, Kadin berkomitmen mengajak sebanyak mungkin pengusaha agar bisa melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) yang bisa mendorong UMKM menjadi bagian tidak terpisahkan dari entrepreneurship Indonesia.

Bambang mengatakan sebelum melakukan digitalisasi, pelaku UMKM harus memperkuat aspek produksi. Sebab jika UMKM terlalu cepat masuk marketplace dikhawatirkan belum bisa menjaga konsistensi produk dan konsistensi pelayanan. Misalnya yang biasanya produksi 100 produk, saat masuk marketplace langsung tingkat permintaan produk meningkat menjadi 1.000, tetapi UMKM tidak bisa menyanggupi.

Bambang mengatakan Kadin mendorong agar adanya digitalisasi dari segala aspek kehidupan UMKM, baik dari sisi produksi maupun sisi manajemen internal. Dari sisi manajemen internal, pelaku UMKM belum memiliki laporan keuangan yang lengkap.

“Digitalisasi sebaiknya secara end-to-end, dari segala aspek kehidupan UMKM yang meliputi produksi, manajemen, dan pengelolaan keuangan,” ujar Bambang. “Misalnya dengan menggunakan aplikasi untuk melakukan manajemen keuangan sederhana sehingga dia bisa tahu bagaimana kondisi keuangannya, lalu manajemen inventory, dan customer relationship. Harapannya, digitalisasi UMKM bisa seperti itu”.

Hal senada diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Transformasi digital UMKM, kata Tetan, merupakan kerja besar yang hanya bisa terwujud melalui sinergi antar pemangku kepentingan. Untuk menjalankan transformasi digital diperlukan pendekatan hulu ke hilir dan sinergi ekosistem digital.

Kementerian telah mempersiapkan inisiatif program hingga intervensi hulu ke hilir untuk mengakselerasi transformasi digital UMKM Indonesia. Mulai dari pendataan lengkap UMKM, kemudahan dalam pengurusan legalitas UMKM dan percepatan pembuatan nomor induk berusaha, pelatihan dan bimbingan untuk meningkatkan daya saing UMKM, serta membangun rumah produksi bersama sebagai upaya konsolidatif dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk-produk UMKM.