KADIN Dorong Ekosistem Industri Olahraga Berkembang
JAKARTA–Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia mendorong olahraga melahirkan atlet berprestasi sekaligus mengembangkan sisi industrinya. Ekosistem industri olahraga yang berkembang diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Komitmen itu muncul dalam diskusi panel peringatan Hari Olahraga Nasional, Jumat (8/9/2023) yang dihadiri Ketua Umum KADIN Indonesia, Arsjad Rasjid. Diskusi ini membahas peran strategis Kadin Indonesia dalam mendorong pembangunan ekosistem Industri Olahraga menuju Era Emas Olahraga Indonesia tahun 2045.
Arsjad mengatakan, di balik prestasi para atlet, setiap cabang olahraga membutuhkan ketersediaan alat dan perlengkapan olahraga, infrastruktur penunjang, program pendampingan dan pelatihan profesional, pengembangan teknologi, dan sport science.
Kebutuhan yang beragam tersebut pada akhirnya membutuhkan pendanaan, untuk menopang pembinaan atlet sesuai standar internasional. Program yang mampu mengantar atlet untuk bersaing di level internasional itu tidak murah.
Selama ini, olahraga selalu diidentikkan dengan prestasi atlet. Namun, hanya sedikit dari cabang olahraga yang ada memiliki industri yang mampu menopang keberlanjutan dan memberikan kesempatan masyarakat untuk menikmati keuntungan.
“Kalau industrinya hidup, cabang olahraga akan mudah mendapatkan dukungan pendanaan, yang secara timbal balik akan menghidupkan kembali industri penunjang tersebut. Ekosistem olahraga, dengan industri sebagai tulang punggung dapat tercipta,” ujar Arsjad.
Arsjad menambahkan, Kadin sebagai rumah para pengusaha mendukung penuh pemerintah dalam memajukan dunia usaha olahraga di Indonesia. Hal ini bercermin dari negara-negara lain, yang telah berhasil menciptakan ekosistem industri olahraga yang berkelanjutan.
Ambil contoh, misalnya liga-liga sepak bola di Eropa, baik Inggris, Italia, Jerman, Spanyol telah menghidupkan dirinya sendiri melalui perputaran uang yang besar pada industri tersebut. Mereka mampu melahirkan atlet-atlet dengan bayaran termahal.
Contoh lain adalah cabang olahraga tenis, yang menempatkan beberapa atletnya menjadi orang terkaya, liga basket di Amerika Serikat, atau pun olahraga badminton yang sangat populer di Tanah Air.
“Kita perlu meniru dari kisah sukses negara-negara tersebut mengembangkan olahraga yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi negara dan masyarakatnya,” katanya.