KADIN Fokus Perkuat UMKM, Bantu Ekonomi Tahun Depan

JAKARTA–Perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan terus fluktuatif. Sejumlah lembaga rating internasional kompak menurunkan prediksi sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia di kisaran 4,9%. Penurunan tersebut dipicu oleh kondisi ekonomi global tahun depan yang melambat.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, Indonesia harus optimistis dalam menatap ekonomi tahun depan. Dibandingkan dengan negara-negara lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas rata-rata. Selain bertumpu pada komoditas ekspor di beberapa sektor yang tidak terpengaruh, kekuatan ekonomi domestik menjadi taruhan di tahun depan.

“Tahun depan tinggal beberapa hari lagi, sebaiknya kita fokus untuk memperkuat kekuatan ekonomi dalam negeri. Kita akan tetap bertumbuh, dan ini menjadi landasan yang baik untuk memperkuat sektor-sektor yang menjadi penyumbang utama pertumbuhan,” katanya.

KADIN, lanjut dia, akan melanjutkan inisiatif strategis dalam memperkuat UMKM Indonesia. Hal ini karena UMKM akan memainkan peranan yang penting pada perekonomian tahun depan. Karena kelesuan ekonomi global, rata-rata pelaku ekonomi menengah atas akan sangat terpengaruh. Namun, UMKM memiliki daya tahan yang dapat menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi tahun depan.

“Kami akan fokus pada penguatan UMKM dengan melanjutkan inisiatif yang sudah KADIN hadirkan, di antaranya terkait kemitraan melekat yang inklusif dan kolaboratif, Wiki Wirausaha, KADIN Hub, dan sejumlah inisiatif lainnnya,” kata Arsjad.

Pemerintah memang tidak tinggal diam. Tahun depan, pemerintah bakal mengucurkan bantuan senilai Rp45,8 triliun di tahun depan untuk mendukung UMKM menghadapi berbagai gejolak di tahun depan. Bantuan tersebut untuk pembangunan 8 sentra IKM dan 13 Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) UMKM, termasuk untuk revitalisais 60 sentra IKM, serta penyaluran dana Penguatan Kapasitas Kelembagaan Sentra IKM (PK2SIKM) di 68 daerah dan dana Peningkatan Kapasitas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil (PK2UMK) bagi 46,9 ribu peserta.

Di samping itu, pemerintah juga bakal menyalurkan KUR sebesar Rp460 triliun untuk UMKM tahun depan. Total dari KUR yang sudah disalurkan untuk UMKM sebesar Rp1300 triliun.

Arsjad menambahkan, dengan berbagai bantuan yang akan diterima UMKM, KADIN akan mengisi kekosongan dengan melakukan pendampingan agar bantuan dan kemudahan yang diterima UMKM tidak menjadi mubazir. Hal ini dilakukan melalui pendampingan melekat, yang mendorong kolaborasi multipihak dalam membantu pelaku UMKM bertumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Arsjad mengatakan UMKM menjadi pilar terpenting dalam struktur perekonomian Indonesia. Merujuk data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2021, jumlah UMKM mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai Rp8.573,89 triliun.

UMKM juga mampu menyerap dan memberikan lapangan kerja bagi 97 persen dari total tenaga kerja yang ada atau sekitar 117 juta pekerja yang mayoritas merupakan kaum perempuan, mencapai 64,5%. Hal ini memperlihatkan bahwa UMKM ini sangat penting dalam menopang ekonomi rumah tangga mayoritas rakyat Indonesia.