Kadin Gencarkan Investasi Energi Bersih Indonesia

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia terus menggencarkan upaya untuk meningkatkan investasi energi bersih di tanah air. Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengungkapkan, Indonesia membutuhkan investasi senilai $25 miliar setiap tahunnya agar bisa mewujudkan net zero emission pada 2060.

“Kami percaya dengan potensi Indonesia untuk menghasilkan EBT, baik itu energi surya, hidroelektrik, geotermal, dan angin yang bisa dihasilkan di berbagai daerah di Indonesia. Kami berkomitmen membantu bangsa mewujudkan potensi ini dan menjadikan transisi energi sebuah prioritas dalam perjalanan Indonesia ke depan,” kata Arsjad.

Kadin bekerja sama dengan World Economic Forum (WEF) menggelar forum bertajuk “Mobilizing Clean Energy Investments for Indonesia” pada Selasa (19/7/2022).  Forum tersebut dihadiri oleh lebih dari 40 investor global dari berbagai negara termasuk Asian Development Bank, Rockefeller Foundation, US International Finance Corporation, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Institute for Essential Services Reform dan United States Agency for International Development.

Di forum tersebut, sejumlah perusahaan RI memaparkan proyek investasi energi surya dan biomassa. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan proyek-proyek strategis ini ke para pemodal asing maupun pakar energi untuk menarik invetasi.

“Kadin percaya bahwa dalam mencapai ini, dibutuhkan kolaborasi yang kuat dan belum pernah terjadi sebelumnya antara sektor swasta dan publik, serta pihak-pihak internasional untuk membangun Indonesia yang hijau, tangguh, dan siap menyongsong masa depan,” ungkap Arsjad.

Pemerintah Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan upaya sendiri dan 41% dengan bantuan internasional dibandingkan skenario business as usual pada 2030. Indonesia juga menargetkan pencapaian bauran EBT sebesar 23% pada 2025. PT PLN (Persero) tengah menggenjot peningkatan porsi pembangkit EBT menjadi 51,6% hingga 2030. Indonesia juga telah menetapkan target net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Sebanyak enam proyek investasi energi bersih dipaparkan di konferensi Kadin-WEF tersebut. Akuo Energy menjelaskan terkait proyek elektrifikasi 1.647 desa dengan memanfaatkan EBT. Kemudian Sesna dengan proyek tenaga surya dan penyimpanan listrik berbasis baterai (BESS) di Sumba Timur. Proyek ini bersifat hybrid dan terdiri dari tenaga surya 15 MW, didukung oleh baterai berdaya 25 MWh. Lalu, proyek energi bersih di Kawasan Industri Jababeka yang menargetkan penggunaan EBT hingga 180 MW.

Clean Power Indonesia (CPI) membeberkan proyek pembangkit listrik tenaga biomassa berbasis masyarakat. Sementara itu, PT Pertamina (Persero) memaparkan dua proyek biomassa yakni pengubahan tandan kosong kelapa sawit untuk pembuatan bioetanol. Serta minyak jelantah sebagai feedstock untuk biogasoline.

Forum ini menjadi salah satu rangkaian acara menuju KTT B-20 pada 13-14 November 2022 mendatang. Harapannya, KTT B-20 dapat menyaksikan pengumuman kolaborasi atau investasi proyek energi bersih.