KADIN Impact Bawa Angin Segar Keandalan Pangan Indonesia

JAKARTA–Di balik penyelenggaraan KADIN Impact Award, terobosan nyata yang berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional sedang terjadi di berbagai daerah. Berkat inisiatif yang dilakukan KADIN Daerah, potensi ekonomi daerah tersentuh untuk bertumbuh.

Beberapa pekan terakhir, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid berkunjung ke beberapa daerah. Lawatannya itu, selain mengukuhkan kepengurusan KADIN daerah, juga memantau kontribusi KADIN setiap daerah terhadap pertumbuhan ekonomi lokal, termasuk dalam hal ketahanan pangan nasional.

Kala berada di Provinsi Aceh, Arsjad dihadapkan pada kolaborasi nan apik dari program Konsorsium Bawang Merah. Program tersebut diusulkan KADIN Aceh dalam rangka KADIN Impact Awards.

“Program Konsorsium Bawang Merah itu tidak saja mampu membuka lapangan pekerjaan, memaksimalkan produksi di sektor pertanian, tetapi berdampak juga terhadap stabilisator harga di Provinsi Aceh. Dampaknya sudah berkali lipat terhadap ekonomi di daerah tersebut. Ini salah satu contoh nyata dari ekonomi Pancasila, yang bersumber dari falsafah kegotongroyongan,” ujar Arsjad.

Seperti diketahui, program Konsorsium Bawang Merah merupakan kolaborasi multipihak, antara pemerintah setempat, pengusaha, dan kelompok tani dalam memaksimalkan produksi bawang merah.

Konsorsium tersebut menargetkan pembukaan lahan seluas 1000 hektare dan diprediksi sekitar 29% dari 5 juta masyarakat Aceh akan terserap ke sektor pertanian tersebut. Pembukaan lapangan pekerjaan baru dilakukan dengan dua sistem pengelolaan, yaitu Kebun Inti dan Kebun Plasma.

Sementara itu, melalui pengaturan pola tanam dan cold storage, yang bermitra dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga bawang merah yang tinggi dapat diturunkan hingga 65%.

Arsjad mengungkapkan, kontribusi yang sama juga terjadi di Provinsi Bali melalui program Kelompok Tani Pola Organik dalam sistem pengairan Subak di Bali. Pendampingan holistrik di sektor pertanian tersebut merupakan perpanjangan tangan dari program Inclusive Closed Loop.

Program tersebut mendampingi para petani, mulai dari edukasi melalui penyuluhan, pelatihan dan workshop, memfasilitasi kolaborasi dengan pemerintah daerah, hingga memperluas sistem pemasaran, termasuk melalui e-commerce.

Dengan pendampingan tersebut, para petani mendapat wawasan, pengetahuan, dan keterampilan, tetapi juga melakukan praktik langsung cara bertani terbaik sesuai dengan kebutuhan saat ini. Hasil dari pendampingan itu dioptimalkan dalam penjualan, termasuk ke e-commerce.

“Bali telah berhasil membawa pertanian organik, sebuah praktik pertanian berkelanjutan yang diinginkan sesuai konteks pembangunan berkelanjutan saat ini. Ini contoh terbaik yang dapat menjadi inspirasi bagi provinsi lain. Pangan kokoh, masyarakatnya sejahtera,” tegas dia.