JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid optimistis Indonesia di bawah kepemimpinan presiden terpilih Prabowo Subianto dapat mencapai pertumbuhan ekonomi 8% dan melenggang menjadi negara maju.
Optimisme tersebut didasarkan pada fakta bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan optimal untuk pertumbuhan ekonomi tersebut.
“Memang tidak gampang menggenjot pertumbuhan ekonomi 8% di tengah dunia saat ini. Namun, kita harus optimis target tersebut dapat tercapai. Kita harus dukung pemerintahan terpilih. Karena kalau presiden terpilih sukses, bangsa ini juga akan sukses,” ujar Arsjad dalam berbincangannya dengan Rhenald Kasali baru-baru ini.
Arsjad menegaskan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, pertama-tama perlu adanya kebijakan yang jelas, tegas, dan atraktif terhadap sumber daya alam Indonesia. Hal tersebut akan mendorong datangnya investor untuk berinvestasi di Indonesia.
Pasalnya, APBN Indonesia hanya akan mampu membiayai 3,5 – 4% dari kebutuhan pendanaan untuk pertumbuhan ekonomi tersebut.
“Tentu saja kebijakan yang diharapkan adalah kebijakan yang berorientasi pada pasar. Tanpa itu, kebijakan ekonomi tersebut tidak akan efektif,” tambah dia.
Selain kebijakan, perlu adanya penyelarasan (alignment) antara pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. Hal ini penting agar investor yang datang ke Indonesia tidak kapok, karena berhadapan dengan kebijakan yang berbeda-beda dari satu daerah dengan daerah lainnya.
Ketua KADIN periode 2021 hingga 2026 tersebut juga mencemaskan bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini. Menurut dia, bonus demografi bisa menjadi berkah tetapi juga petaka. Agar bonus demografi tersebut menjadi berkah, perlu adanya langkah menyeluruh terkait penyediaan lapangan pekerjaan, penajaman skill sesuai yang dibutuhkan dunia usaha, dan ekspor skill.
“Dengan adanya pekerja yang terampil, Indonesia bisa menjadi sumber tenaga kerja dalam menjawab talent shortage yang terjadi di beberapa wilayah di dunia. Sekolah vokasi menjadi penting untuk menjawab tantangan tersebut,” katanya.
Arsjad menambahkan, UMKM juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selama ini UMKM berkontribusi besar terhadap PDB Indonesia, membuka lapangan pekerjaan, dan berperan dalam pemulihan ekonomi pascapandemi.
“Pertumbuhan ekonomi 8% mau tidak mau harus menggandeng UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah dengan mendorong UMKM untuk naik kelas,” tambah dia.
Seperti diketahui, sebagai institusi yang menjadi mitra pemerintah, KADIN Indonesia selalu mendukung penuh pemerintah terpilih untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
KADIN tengah menyiapkan white paper yang berisi masukan dan rekomendasi dunia usaha untuk pemerintahan baru dan membuka pintu untuk bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra pembangunan ekonomi nasional.