KADIN Jajaki Kerja Sama Energi Bersih dengan Tanzania
JAKARTA–Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bakal menjajaki peluang kerja sama pengembangan energi bersih bersama Republik Bersatu Tanzania. Komitmen tersebut diutarakan saat Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid bertemu dengan Menteri Energi Tanzania January Makamba, di Jakarta pekan lalu.
Dalam lawatannya ke Indonesia, January juga mengutarakan keinginan kerja sama di sektor energi bersih dan kelistrikan yang sama kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Arsjad mengatakan, Indonesia maupun Tanzania dikaruniai berbagai potensi energi baru terbarukan yang akan mendorong percepatan transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE). Kerja sama kedua belah pihak bakal memperkuat implementasi NZE di dunia dan mendorong kampanye global yang lebih strategis atas pemanfaatan kekayaan energi tersebut.
“Jika sampai bisa mewujudkan kolaborasi dan bersinergi, saya yakin akan membawa dampak dan manfaat yang besar bagi kedua negara. Kekayaan sumber daya bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan kedua negara, dan tentu berdampak pada masyarakat,” ujar dia.
January menjelaskan, saat ini Afrika Timur, khususnya Tanzania sangat berkomitmen mendukung implementasi energi bersih dan mengurangi emisi global. Potensi sumber daya air dan panas bumi menjadi salah satu andalan Tanzania dalam mengembangkan energi bersih.
“Pasokan listrik yang baik, dan tentunya dari energi bersih akan sangat membantu Tanzania dalam hal investasi dan pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Sementara itu, di tempat terpisah Luhut mengatakan, sebagai sesama negara berkembang yang memiliki kekayaan sumber mineral dan energi yang berlimpah, kerja sama dengan Tanzania dan negara-negara Afrika akan saling melengkapi dan memperkuat konsolidasi negara-negara berkembang di kancah internasional.
Indonesia, kata dia, telah membuktikan pemanfaatan kekayaan mineral melalui hilirisasi komoditas nikel. Dengan strategi ekonomi tersebut, ekspor produk turunan nikel meningkat signifikan menjadi US$33,8 miliar pada tahun lalu.
Arsjad menambahkan, pihaknya akan mengajak pelaku usaha dan industri di Tanah Air untuk menanggapi tawaran Tanzania tersebut. Pengembangan energi bersih di Indonesia sedang gencar dilakukan, terutama dalam rangka mencapai komitmen NZE pada 2050. Pengalaman yang sama dapat dijadikan patokan untuk mendorong kerja sama strategis bersama Tanzania.