Kadin Optimistis Ekonomi Indonesia Positif Lewati Titik Krisis Pandemi
JAKARTA–Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia optimistis dengan prospek perkembangan Indonesia akan terus bertumbuh positif setelah berhasil melewati titik kritis pandemi Covid-19. Pada kuartal I tahun 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada dalam zona positif
Optimisme itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Bidang Fiskal dan Publik Kadin, Suryadi Sasmita dalam webinar bertema Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Global Pasca Pandemi, di Jakarta, Selasa (2/8/2022).
Wakil Ketua Umum Bidang Fiskal dan Publik Kadin, Suryadi Sasmita, mengatakan Indonesia saat ini berada di fundamental ekonomi yang kokoh. Kegiatan retail dan pariwisata sudah menuju posisi normal seperti sebelum pandemi Covid-19.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian pada tiga bulan pertama tahun ini tumbuh 5,01 persen secara tahunan (yoy) di tengah krisis ekonomi global yang sedang dihadapi dunia termasuk Indonesia.
Kata Suryadi, dari segi pendapatan negara, pajak Indonesia pada 2021 menyentuh angka di atas 100 persen. Hal ini menandakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bagus jika dibandingkan berbagai negara lain.
Optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia juga diungkapkan Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid pada acara lawatan misi promosi Presidensi B20-G20 Indonesia di di China, Jepang, serta Korea Selatan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 diperkirakan membaik di kisaran 5 persen dengan tingkat inflasi 4,5 persen, nilai bursa Indonesia juga membaik dibanding negara lain, yakni menempati posisi kedua best performance dengan pertumbuhan 4,4 persen yang meningkatkan rasa percaya market terhadap Indonesia.
Hingga semester pertama 2022, surplus perdagangan Indonesia mencapai 25 miliar dolar AS. Angka itu meningkat 110 persen dibandingkan periode sama pada 2021.
Arsjad juga optimistis terhadap hubungan antara Indonesia dengan negara-negara tetangga semakin baik, saling menguatkan perekonomian satu sama lain demi terwujudnya pemulihan perekonomian global yang inklusif.