JAKARTA – Dalam rangka mengejar pertumbuhan ekonomi 8% menjadi negara maju, Indonesia terus mengembangkan investasi berdampak dan mengajak investor global untuk berinvestasi di sektor berkelanjutan.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, sejalan dengan tren global terkait investasi berdampak (impact investing), Indonesia selalu mendorong pengembangan sektor berkelanjutan untuk menjadi tujuan investasi paling aktif di kawasan.
“Indonesia tidak hanya mengikuti tren global terkait investasi berdampak, tapi juga menjadi pasar paling aktif di kawasan,” ujar Arsjad Rasjid.
Arsjad menegaskan, investasi berdampak terus berkembang dan Indonesia menjadi pasar yang menarik karena memiliki banyak potensi. Investor mulai berdatangan karena sadar terhadap prinsip-prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (environment, social, and governance/ESG).
Di samping itu, investasi berdampak juga sangat berkaitan dengan isu-isu berkelanjutan, seperti perhatian yang berimbang antara pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini berarti pertumbuhan ekonomi juga memperhatikan aspek berkelanjutan, seperti kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim.
Seperti diketahui, data Global Impact Investing Network (GIIN) menegaskan, jumlah aset yang dikelola dengan prinsip investasi berdampak di seluruh dunia mencapai lebih dari 1,1 triliun dolar AS (Rp16.927,9 triliun).
Sementara itu, menurut Australian Agency for International Development (AusAID) terdapat sekitar 131 rancangan undang-undang (RUU) yang dibentuk di Indonesia selama 2020-2022 yang menarik nilai investasi hampir sebesar 1,5 miliar dolar AS (Rp23,08 triliun, kurs per Jumat (6/9) = Rp15.389).
“Ini sebuah tren yang positif. Banyak investor telah putar haluan dan menyesuaikan portofolio mereka untuk berperan dalam isu-isu global,” tegas Arsjad.
Arsjad Rasjid menegaskan hal tersebut dalam acara Impact Investment Day (IID) 2024. Event tersebut merupakan side event dari Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 yang digelar oleh Kadin Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) di Labuan Bajo, NTT, 7-8 September 2024.