Keketuaan ASEAN Jadi Momentum Hadapi Tahun Resesi

JAKARTA–Setelah sukses menyelenggarakan B20 sebagai pilar KTT G20, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia kembali dipercaya Pemerintah Indonesia memegang amanat menjadi tuan rumah ASEAN Business Advisory Council 2023 (ABAC). Kepercayaan tersebut diberikan menyusul Indonesia diberi mandate sebagai Ketua ASEAN pada tahun depan.

Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, pihaknya patut bersyukur bahwa mandat Indonesia menjadi Ketua ASEAN merupakan momentum yang positif bagi Merah Putih dalam memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.

Setelah menggelar B20 dan KTT G20 di Bali pada November lalu, silih berganti investor dan pengusaha dari negara-negara lain yang datang ke Indonesia untuk menjalin kerja sama dagang. Hal ini tentu saja berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan sesuai gaung G20.

“Setelah B20, ada Keketuaan ASEAN, dan KADIN dipercaya sebagai tuan rumah untuk menyelenggarakan forum bisnis untuk negara-negara ASEAN. Ini merupakan momentum yang positif bagi Indonesia dalam menghadapi tahun resesi. Kita kembali akan menjadi sorotan utama dan tentu saja gemanya akan sama seperti G20,” ujar Arsjad.

Arsjad mengatakan, kekuatan ekonomi ASEAN di mata dunia menjadi sangat strategis dalam tahun-tahun mendatang. Keanggotaan ASEAN yang terdiri atas sepuluh negara menunjukkan rata-rata pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Hal ini terbukti karena ASEAN menjadi kekuatan pasar ke-3 terbesar di Asia dan ke-5 terbesar di dunia.

Seperti diketahui, populasi ASEAN diperkirakan mencapai 660 juta jiwa atau terbesar ketiga setelah Tiongkok dan India. Lebih dari 50% penduduk ASEAN berusia di bawah 30 tahun, terbilang angkatan kerja yang produktif.

Saat ini PDB ASEAN mencapai sekitar US$3,2 triliun, dengan rata-rata pendapatan per kapita sekitar US$4,827. Sementara itu, nilai perdagangan ASEAN diperkirakan sebesar US$2,8 triliun.

Kesepuluh negara ASEAN juga telah menyepakati kerangka kerja pemulihan ekonomi bertajuk ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF). Ada 5 (lima) strategi ACRF, yaitu meningkatkan sistem kesehatan, memperkuat ketahanan manusia, memaksimalkan potensi pasar intra ASEAN, mempercepat digitalisasi yang inklusif, serta maju menuju masa depan yang tangguh dan berkelanjutan.

Di samping itu, ASEAN memiliki Master Plan on ASEAN (MPAC) 2025 yang fokus pada lima area, yakni Sustainable Infrastructure, Digital Innovation, Seamless Logistics, Regulatory Excellence, dan People Mobility.

Arsjad mengatakan, pihaknya siap menjadi tuan rumah dalam menyelenggarakan bisnis forum Keketuaan ASEAN pada tahun depan. Di tengah situasi global yang tidak menentu pada tahun depan, langkah negara-negara ASEAN untuk menyatukan tekad dan berkolaborasi merupakan titik terang dalam menjaga pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN. Hal ini bakal memberikan juga dampak positif bagi Indonesia.