Kerakyatan Bermatra Pancasila dalam Jejak KADIN

JAKARTA–Ekonomi kerakyatan yang menjadi sentral dalam paradigma ekonomi yang Pancasilais harus terus didorong agar terus dapat menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Wujud nyata salah satunya adalah keberpihakan penuh pada pelaku UMKM, yang secara signifikan telah berkontribusi pada ekonomi nasional.

Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bekerja sama dengan Pemuda Pancasila dan jaringan usaha ritel sembako SAHARA mewujudkan keberpihakan tersebut dengan menghadirkan program Warung Pancasila. Kolaborasi tersebut ditandai dengan penyerahan proyek percontohan kepada penerima manfaat program, yang dilakukan pada akhir pekan lalu.

Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, kolaborasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan daya saing UMKM secara berkelanjutan, mulai dari akses permodalan, manajemen toko, dan suplai sembako. Dengan inisiatif tersebut perekonomian mikro dalam skala per wilayah kecil bakal bangkit dan memberikan kontribusi positif untuk pemberdayaan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

“Inisiatif ini dapat menjangkau beberapa tujuan mulai, di antaranya membantuk warung-warung kecil masyarakat untuk naik kelas, mengentaskan kemiskinan, tetapi juga menjadi sentral dari basis pangan yang mudah dan murah bagi masyarakat,” ujar dia.

Arsjad menambahkan, lebih dari 100 ribu Warung Kelontong ditargetkan akan masuk dan bergabung dalam kolaborasi tersebut. Selain terus menerus akan dievaluasi dan diperbaiki, Warung Kelontong Pancasila tersebut ditargetkan akan menyebar di Kelurahan-Kelurahan di seluruh wilayah potensial di Indonesia.

Salah satu yang mendapat manfaat pertama adalah Warung Pancasila milik Ibu Titin yang berlokasi di Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta. Selain Ibu Titin, akan bergabung juga warung-warung lain dalam program kolaborasi yang sama.

“Dengan mengusung ekonomi Pancasila, kami selalu menekankan prinsip kolaborasi yang inklusif atau yang biasa dikenal dengan gotong royong. Kita ingin semua terlibat dan bertumbuh bersama tanpa mengenal perbedaan dan meninggalkan satu pun di belakang. Karena kita telah disatukan dalam satu kebhinekaan yang kuat dan kaya,” tegas dia.