Keunggulan Komparatif Modal Indonesia Jadi Negara Maju

JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memberikan dukungan penuh untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Melalui visi ini, pemerintah menetapkan target dan tujuan yang harus dicapai Indonesia pada usia kemerdekaannya yang ke-100 tahun, 2045 mendatang.

Ketua Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid optimistis Indonesia mampu mewujudkan visi tersebut. Terlebih, bangsa ini memiliki banyak potensi besar untuk menjadi negara maju dan sejahtera. Bahkan menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia berdasarkan paritas daya beli atau purchasing power parity (PPP).

Melalui potensi inilah, Arsjad hakul yakin, Indonesia bisa lepas dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap) dan menjelma menjadi negara maju.

“Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang tidak dimiliki negara lain, seperti pasar domestik yang besar, potensi tenaga kerja produktif, dan memiliki populasi melek digital yang tinggi. Oleh karena itu, Indonesia harus mengoptimalkan segala peluang dan potensi yang ada,” ujar Arsjad.

Diungkapkan Arsjad, terkait sumber daya manusia (SDM), Indonesia akan menikmati bonus demografi pada 2030. Pada momentum ini, jumlah penduduk usia produktif diperkirakan mencapai 68,3 persen dari total populasi.

Selain itu, Indonesia juga diuntungkan dengan sumber daya alam dan biodiversitas yang melimpah, termasuk
cadangan nikel terbesar di dunia, sebanyak 21 juta ton dan sumber daya energi baru terbarukan (EBT) hingga 3.600 gigawatt.

Meski begitu, ia mengingatkan beberapa faktor masih perlu untuk dioptimalkan. Hal ini penting, terutama untuk meningkatkan produktivitas SDM dan menjamin penyebaran talenta ahli dan terampil yang merata di seluruh Tanah Air.

Selain itu, menurut Arsjad, yang juga harus didorong adalah digitalisasi. Melalui langkah ini, potensi ekonomi inklusif bisa dipacu lebih maju lagi.

Meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan, namun saat ini berbagai kemajuan makin terlihat. Upaya pemerintah untuk mengatasi biaya logistik yang tinggi dan memajukan UMKM untuk dapat naik kelas membawa harapan bagi pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah pun bertekad untuk menggeser fokus dari ekspor bahan baku menjadi produk bernilai tambah melalui hilirisasi industri, seraya terus mendorong usaha mikro untuk naik kelas.

Melalui ikhtiar dan sinergi bersama, Arsjad yakin akan makin mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.