Konektivitas Jadi Kunci ASEAN Pimpin Ekonomi Hijau

JAKARTA – Negara-negara di kawasan ASEAN harus meningkatkan konektivitas terutama dalam pengembangan potensi energi terbarukan dan sumber daya alam dalam menopang ekonomi hijau.

Dengan potensi yang dimiliki, ASEAN mampu mendorong pertumbuhan yang signifikan dalam ekonomi hijau dan mengundang investor dalam dan luar negeri untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kawasan.

“Dari kendaraan listrik sampai ekosistem baterai didukung oleh energi hijau berasal dari tenaga surya sampai hidrogren, ASEAN memiliki potensial untuk menjadi pemimpin di industri ini dan koneksi adalah kunci,” ujar Ketua Umum KADIN Arsjad.

Arsjad menegaskan, untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi hijau di kawasan, dibutuhkan konektivitas baik dalam hal energi, dan juga rantai pasokan untuk menjadi poros baru dalam pertumbuhan ekonomi hijau dan keberlanjutan.

Kawasan Asia Tenggara juga memiliki potensi dalam pengembangan keanekaragaman hayatinya, seperti lahan gambut, hutan hujan dan ekosistem mangrove memiliki potensi yang luar biasa terkait upaya penyerapan karbon.

“Aset yang unik itu memberikan kesempatan kepada ASEAN untuk melengkapi pertumbuhan ekonominya dengan pengelolaan lingkungan,” katanya.

Pemanfaatan sumber daya alam melalui pembentukan pasar karbon berintegritas membutuhkan investasi yang signifikan tidak hanya dalam pendanaan tapi juga kompetensi bidang pekerjaan hijau, didukung oleh kebijakan dan koordinasi antara pemerintah dan swasta.

Dukungan tersebut diperlukan, kata Arsjad, karena tidak semua pihak swasta siap dengan konsekuensi dan persiapan langkah dekarbonisasi, termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Karena itulah kami meluncurkan apa yang kami sebut sebagai ASEAN Net Zero Hub yang berperan sebagai platform untuk memfasilitasi berbagi pengalaman dan praktik terbaik di antara pemangku kepentingan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai net zero,” kata Arsjad Rasjid.