Langkah Konkret Menyinergikan Dunia Industri dan Pendidikan

JAKARTA — Memegang dan mengibarkan bendera Indonesia dan Jepang, wajah puluhan mahasiswa Indonesia peserta Program Magang Bersertifikat di Jepang, terlihat semringah. Senyum mereka tak berhenti mengembang saat Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, melepasnya ke Negeri Matahari Terbit.

Hadir dalam pelepasan itu, 23 mahasiswa Institut Transport dan Logistik, enam mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, dan tujuh mahasiswa Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma. Dari total peserta, dua di antaranya berasal dari Jurusan Hospitality, sedangkan yang lainnya dari Jurusan Ground Handling.

Salah satu peserta program magang, Safira Febrianti, mengaku senang bisa terpilih mengikuti program tersebut. “Saya sangat bersyukur dan menghargai kesempatan yang diberikan untuk mengikuti Program Magang Bersertifikat di Jepang. Saya berharap melalui program ini, pengetahuan dan pembelajaran yang kami peroleh akan membentuk keahlian dan keterampilan yang unggul,” tuturnya, Jumat (14/7) pekan lalu.

Safira berharap setelah kembali dari Jepang, ia dan kawan-kawannya dapat memberikan kontribusi bagi sektor industri di Tanah Air.

Arsjad Rasjid menegaskan, Kadin optimistis program ini mampu memberikan manfaat signifikan bagi para mahasiswa. Dari program ini, mahasiswa dapat memperkaya pengetahuan dan keterampilan serta memeperluas peluang dalam memasuki dunia kerja.

“Kesuksesan program ini tidak luput dari dedikasi seluruh pihak, termasuk Bidang Vokasi dan Sertifikasi Kadin Indonesia serta mitra universitas yang telah berpartisipasi mengirimkan mahasiswa terbaiknya. Program ini adalah bentuk sinergi dunia industri dan pendidikan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan industri masa kini dan masa depan, melalui kesempatan pengalaman kerja di luar negeri,” ujar Arsjad.

Berdasarkan catatan Kadin, Jepang dipilih menjadi salah satu negara tujuan magang karena perubahan demografi penduduknya yang signifikan dan berdampak pada ketersediaan tenaga kerja. Data Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, per 2022 lalu, populasi yang termasuk usia produktif di Jepang terus mengalami penurunan sebanyak 556 ribu. Atas dasar itulah, Jepang membutuhkan tambahan tenaga kerja produktif untuk menyelesaikan perubahan demografi tersebut.

Kondisi ini dinilai menjadi peluang bagi para mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman berharga, sekaligus pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan dan keahlian yang relevan, sekaligus berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja di negara tersebut.

Selama program magang berlangsung, para mahasiswa bukan lagi sekadar mewakili kampus, tetapi juga menjadi duta Indonesia di luar negeri.

“Kami berharap mahasiswa dapat menjalankan kesempatan berharga ini dengan bertanggung jawab, mengerahkan upaya, inovasi, dan kreativitas dengan optimal,” tambah Arsjad.