JAKARTA–Selepas dari G20 pada akhir tahun lalu, komitmen untuk memperkuat koridor kerja sama ekonomi bertajuk Indo Pasific Economic Framework (IPEC) terus bergulir. Sejak diluncurkan pada Mei tahun lalu, IPEC diharapkan mendatangkan kerja sama yang nyata dan saling menguntungkan dari setiap negara anggota.
Buah dari komitmen tersebut adalah berlangsungnya perhelatan Indo Pasific Chamber of Commerce and Industry Business Forum, yang diadakan di Nusa Dua Bali, pekan lalu.
Hadir dalam acara tersebut Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto, Dubes Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Sung Y. Kim, Ketua KADIN Arsjad Rasjid dan Wakil Asisten Utama Menlu Departemen Luar Negeri AS Ann Ganzer. Secara virtual, hadir pula Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang Nishimura Yasutoshi.
Di sela acara tersebut, dilakukan juga penandatanganan kerja sama antara PT PLN Indonesia Power dan US Trade and Development Agency (USTDA), serta PT Pertamina dan USAID.
Arsjad mengatakan, IPEC lahir sebagai koridor kerja sama ekonomi yang baru di kawasan atas inisiatif pemerintah Amerika Serikat dan kesepakatan 12 negara lainnya. Hal ini bertujuan untuk mendorong pertumbuan ekonomi kawasan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Sektor swasta tentu saja sangat memainkan peranan penting dalam merealisasikan dampak positif dari koridor kerja sama baru tersebut untuk ekonomi kawasan. Langkah ini semakin memperkuat ekonomi kawasan menjadi episentrum ekonomi global,” ujar Arsjad.
Arsjad menjelaskan, IPEC memberikan dukungan penuh bagi negara-negara kawasan untuk mengambil peran penting dalam rantai pasok global. Kehadiran Amerika Serikat sebagai salah satu inisiator bakal membuka pintu masuk untuk negara-negara lain di Eropa dan sekitarnya untuk turut bergabung.
Namun, koridor kerja sama tersebut harus benar-benar dikawal agar tidak hanya sekedar menjadi tameng atau komoditas geopolitik yang membawa keuntungan bagi negara-negara tertentu.
“Dengan bekal sebagai tuan rumah G20 dan Keketuaan ASEAN 2023, Indonesia menempati posisi yang strategis dalam platform kerja sama ekonomi baru ini. Hal ini membawa keuntung tersendiri bagi Indonesia untuk merealisasikan kerja sama strategis untuk pengembangan ekonomi dalam negeri,” katanya.
Airlangga, dalam sambutannya mengatakan, Indonesia bertekad untuk memastikan bahwa IPEF memberikan manfaat penuh dari sisi penciptaan lapangan kerja, membangun ekosistem inovasi, hingga meningkatkan produktivitas untuk pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Indonesia juga bekerja untuk memastikan IPEF memobilisasi sumber daya dan kemampuan untuk mempercepat jalur transisi yang adil dimana tidak ada masyarakat, atau ekonomi, yang tertinggal,” katannya.
Seperti diketahui, IPEC diluncurkan secara virtual pada Mei tahun lalu. Ada 13 negara yang bergabung dalam platform kerja sama ini, di antaranya Amerika Serikat, Australia, Brunei Darussalam, Filipina, India, Indonesia, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Thailand, dan Vietnam.