Mendata Kecurangan, Susah Payah Merawat Demokrasi

JAKARTA–Proses demokrasi yang kini memasuki masa perhitungan suara tengah dinilai oleh semua mata terkait tindakan-tindakan yang mengarah pada kecurangan.

Martabat demokrasi dipertaruhkan juga di level internasional karena proses tersebut dapat mempengaruhi kepercayaan dunia internasional pada Indonesia.

“Kami sangat menghargai usaha para relawan dan simpatisan, juga para saksi yang terus menerus mengirimkan bukti-bukti dugaan pelanggaran dan kecurangan di berbagai wilayah. Kami akan terus mengumpulkan bukti tersebut,” ujar Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid.

Arsjad mengatakan, berbagai data yang masuk tersebut merupakan upaya susah payah untuk merawat demokrasi. Indonesia harus dapat mempertanggungjawabkan proses demokrasi yang berlangsung dengan jujur, tanpa ada proses yang dilanggar dan menguntungkan satu pihak.

Dunia internasional juga terus mengamati dengan seksama proses demokrasi yang berlangsung di Indonesia. Hal ini sangat menentukan sikap dunia internasional pada Indonesia dalam lima tahun ke depan.

“Kita butuh dunia internasional untuk investasi dan menumbuhkan lapangan pekerjaan. Tetapi, yang utama dari semua proses yang berlangsung adalah menjauhkan demokrasi dari tindakan kecurangan,” katanya.

Arsjad menegaskan, hingga saat ini pihaknya terus bekerja untuk mengumpulkan berbagai bukti kecurangan. Hal ini dilakukan dalam rangka mencermati proses pemilu yang tengah berlangsung untuk mendapatkan hasil yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

“Kita punya mekanisme hukum untuk merawat demokrasi. Walaupun dengan susah payah, demokrasi tetap harus ditegakkan dan kita hidup dengan cara yang bermartabat,” tegas dia.