Mendongkrak Bisnis Fesyen Muslim Indonesia

JAKARTA–Nilai pasar yang tinggi, hampir mencapai US$3 triliun dari bisnis fesyen muslim dunia harus dimanfaatkan pengusaha fesyen dalam negeri untuk meningkatkan penjualan.

Populasi muslim dunia saat ini yang menginjak sekitar dua miliar jiwa turut memperkuat peluang pasar tersebut, mengingat Indonesia sebagai salah satu barometer muslim dunia.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid mengungkapkan, saat ini China merupakan negara yang menjadi pengekspor terbesar produk muslim dunia. Sementara itu, Indonesia berada di urutan kelima.

Peluang pasar yang besar dari muslim dunia tersebut mampu mengerek tidak hanya bisnis fesyen, tetapi juga bisnis-bisnis lainnya, seperti industri kecantikan, jamu, dan obat-obatan. Hal ini dapat juga dilakukan oleh pelaku UMKM, yang akhir-akhir ini giat dalam berinovasi di sektor fesyen dan kecantikan.

“Kita harus bisa mempersiapkan diri untuk mengambil kesempatan dari peluang pasar yang besar tersebut. Kadin terus mendorong berbagai upaya dalam rangka memperkenalkan produk fesyen dan kencantikan Indonesia untuk dapat masuk lebih luas ke pasar muslim dunia,” katanya.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Juan Permata Adoe menambahkan, pihaknya akan menyelenggarakan Jakarta Muslim Fesyen Week (JMFW), yang mendorong Indonesia untuk menguasai pasar busana muslim dunia. Sebagai salah satu negara muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya manusia yang dapat menghasilkan fesyen muslim dunia dan menguasai pasar dunia.

“Kami ingin agar JMFW ini membangkitkan semangat industri fesyen nasional untuk dapat bergerak menguasai pasar global. JMFW tersebut bakal menghadirkan representative dari pasar musim global, yang memberikan peluang bagi Indonesia untuk menampilkan produk fesyen muslim yang cocok bagi pasar muslim dunia,” tegasnya.

Seperti diketahui, JMFW adalah platform kolaborasi antara Kadin Indonesia, Kementerian Perdagangan, dan Indonesia Fashion Chamber (IFC). Event tersebut digelar rutin tahunan sejak 2021, yang menampilkan pagelaran busana, pameran dagang, penjajakan kerja sama, gelar wicara, dan sekurang-kurangnya menghadirkan 1000 desainer lokal.