JAKARTA–Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam mempersiapkan Indonesia menuju Indonesia Emas dan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Hal ini mendorong Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia untuk mempercepat integrasi UMKM di kawasan ASEAN dan membantu UMKM untuk segera naik kelas.
Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid, yang juga Ketua ASEAN BAC 2023 mengatakan, UMKM di kawasan ASEAN umumnya dihadapkan pada tantangan kritis, seperti pembiayaan, pemasaran, rantai pasok, dan efisiensi karena rendahnya adopsi digital.
Padahal, UMKM menjadi tulang punggung perekonomian di hampir seluruh negara di ASEAN. Lebih dari 90 persen, kontribusi pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN disumbangkan oleh UMKM, termasuk dalam hal penyerapan tenaga kerja.
“ASEAN BAC 2023 sengaja menggandeng UMKM untuk memberikan jalan bagi perusahaan kecil tersebut untuk bertumbuh dan berkembang. Ada empat program ASEAN BAC 2023 yang relevan dengan dorongan agar UMKM naik kelas dan berkontribusi pada akselerasi pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN,” ujar dia.
Program pertama, dia menjelaskan, adalah ASEAN QR Code sebagai sistem pembayaran yang bisa dipakai secara lintas batas di negara-negara ASEAN. Selanjutnya, ada program marketplace lending platform yang menghubungkan antara pemilik dana (investor) dengan UMKM sebagai peminjam, dalam memperluas akses UMKM terhadap pendanaan.
Program lainnya adalah Wiki Enterpreneur adalah platform digital komprehensif (one stop) yang menyediakan berbagai layanan bagi pelaku UMKM, terkait WikiLearn (Edukasi), Wiki Do, da Wiki Scale.
Di samping itu ada perhatian khusus juga bagi UMKM di sektor agrikultur melalui program inclusive loop model for agriculture products. Program tersebut ditujukan kepada petani untuk akses pembiayaan, pengetahuan, teknologi dan akses terhadap pasar.
Arsjad menambahkan, program-program tersebut mendorong UMKM untuk dapat menjadi menjadi motor penggerak bagi semakin banyak wirausaha lainnya dapat masuk ke ekosistem digital dan naik kelas.