JAKARTA–Labuan Bajo, di NTT penuh sesak oleh pimpinan negara-negara ASEAN dan delegasi, yang datang untuk menghadiri KTT ASEAN ke-42. Misi utama yang bakal diputuskan dan diserukan bersama-sama oleh pemimpin negara-negara ASEAN adalah perdamaian dan kolaborasi sektor ekonomi.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid, yang juga Ketua ASEAN Business Advisory Council (BAC) 2023 mengungkapkan, perdamaian dan integrasi ekonomi merupakan prasyarat mutlak dalam menata posisi strategis ASEAN di mata internasional.
Sebagai kawasan yang netral, ASEAN dapat memainkan peranan yang penting untuk memelihara perdamaian dunia dan mempromosikan kolaborasi yang sesuai dengan budaya kawasan Timur.
Di samping itu, integrasi ekonomi melalui sentralisasi kegiatan ekonomi bakal semakin memperkuat posisi ASEAN menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi global. Pasalnya, saat ini ASEAN adalah kawasan yang memberi harapan positif dan berkontribusi signifikan dalam pertumbuhan ekonomi global.
“Sebagai perwakilan dari pelaku usaha dan industri, kami menyambut baik konsensus bersama yang dihasilkan para pemimpin ASEAN, terutama terkait perdamaian dan ekonomi. Hal ini semakin mempermudah pelaku usaha dan industri di kawasan ASEAN untuk berkolaborasi dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif di kawasan ASEAN,” ujar dia.
Seperti diketahui, sesaat setelah mendapat di Labuan Bajo, Presiden Joko Widodo menegaskan, Indonesia tidak ingin kawasan ASEAN menjadi proxy kekuatan tertentu. ASEAN harus terbuka, kerja sama dengan siapapun, dengan negara manapun, dan mementingkan penyelesaian damai di atas kekerasan dan konflik.
Karena itu, Presiden Jokowi mendesak agar permasalahan Myanmar dapat diselesaikan melalui KTT ASEAN kali ini, terutama melalui jalan damai dengan mempertemukan semua pihak.
Sementara itu, Menteri Koordinator Ekonomi Airlangga Hartato mengatakan, Indonesia mendorong agar negara-negara ASEAN mempercepat agenda dan kesepakatan strategis yang memajukan ekonomi kawasan.
Kerja sama ekonomi riil adalah mempercepat ekosistem pengembangan kendaraan listrik, penguatan stabilitas dan integrasi ekonomi kawasan melalui 16 prioritas ekonomi, yang bertujuan meningkatkan daya saing, konektivitas, dan akselerasi transformasi digital.
Arsjad menegaskan, kesepakatan ekonomi tersebut sesuai dengan roadshow yang dilakukan selama ini. Negara-negara di ASEAN sepakat untuk mendorong pengembangan kendaraan listrik sebagai salah satu kerja sama strategis ASEAN dan transformasi digital untuk membantu UMKM bertumbuh.
Kerja sama kendaraan listrik dilandasi oleh potensi yang dimiliki negara-negara ASEAN, yang menguasai sumber daya alam yang menjadi elemen dasar industri kendaraan listrik. Nikel, mangan, tembaga, aluminium merupakan komoditas yang dimiliki negara-negara ASEAN.
Sementara itu, transformasi digital yang mendorong adanya konektivitas pembayaran serta optimalisasi mata uang lokal dapat mendorong UMKM, yang menjadi penopang pertumbuhan lebih dari 80% ekonomi kawasan, bakal bertumbuh signifikan.
“Kesepakatan yang ditandatangani negara-negara ASEAN tersebut akan memberi pengaruh mendasar terhadap lanskap industri kendaraan listrik global dan UMKM. ASEAN akan memainkan peranan penting dalam rantai pasok global kendaraan listrik dan menjadi episentrum baru aktivitas ekonomi global,” katanya.