JAKARTA–Pengusaha Nasional sekaligus Ketua TPN Ganjar Presiden Arsjad Rasjid menegaskan, musuh utama Indonesia Emas adalah kemiskinan ekstrem. Dengan berbagai upaya masif, pemimpin Indonesia di masa depan harus memperhatikan serius berbagai inisiatif untuk mengangkat masyarakat dari jurang kemiskinan.
“Indonesia dikaruniai bonus demografi hingga 2030. Kita mesti jeli untuk menyikapi bonus demografi ini agar mendatangkan berkah dan bukan bencana bagi masa depan bangsa. Kemiskinan ekstrem dapat mengubah bonus demografi menjadi bencana,” ujar dia.
Arsjad mengatakan, dari kemiskinan ekstrem, lahir berbagai permasalahan yang bisa menjadi penghambat Indonesia Emas. Kemiskinan ekstrem dekat dengan persoalan stunting, pendidikan yang rendah, penghasilan yang kecil.
Dengan kondisi tersebut, Indonesia tidak akan mungkin melahirkan sumber daya yang cemerlang, yang mampu membawa Indonesia keluar dari perangkat masyarakat berpenghasilan menengah (midlle income trap).
“Untuk mencapai Indonesia Emas, masyarakat harus punya akses pangan yang cukup, kesehatan yang andal, dan berpenghasilan tinggi,” katanya.
Arsjad menambahkan, untuk bisa keluar dari kemiskinan ekstrem, perluasan lapangan pekerjaan menjadi salah satu pilar utama. Karena itu, pemimpin Indonesia ke depan harus fokus pada persoalan ekonomi.
Berbagai program dan inisiatif diarahkan untuk meningkatkan derajat kehidupan yang lebih layak dan pantas untuk masyarakat miskin.
“Kemiskinan ekstrem perlu disentuh dengan program satu atap yang fokus pada peningkatan pendapatan, memberikan akses lapangan pekerjaan, pengendalian harga, dan akses terhadap kesehatan, pangan, dan pendidikan gratis,” tegas dia.
Seperti diketahui, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2023 sebesar 26,16 juta orang, atau 9,61% dari total penduduk Indonesia. Angka ini turun dibandingkan dengan September 2022 yang sebesar 26,50 juta orang, atau 9,71% dari total penduduk Indonesia.