Pencapaian G20 dan B20 Dipuji World Bank, Gotong Royong Jadi Kunci Sukses

JAKARTA–Pencapaian Indonesia dalam mendorong konsensus bersama melalui Komunike G20 yang didasari pada rekomendasi B20 mendapat pujian dari kalangan internasional.

Country Director World Bank untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen mengatakan, sebelum KTT G20 berlangsung di Bali, sejumlah kalangan menilai pesimistis bahwa Indonesia mampu membawa G20 tersebut menghasilkan keputusan bersama. Namun, pada kenyataannya, KTT G20 mencapai pesan bersama yang sangat penting dalam menyingkapi perkembangan ekonomi dan kesehatan yang dihadapi secara global saat ini

“Hingga awal pekan sebelum hari puncak G20, masih banyak yang pesimistis, Indonesia bisa membawa G20 pada komunike bersama. Tetapi Indonesia berhasil melakukannya,” ujar Satu Kahkonen.

Dia mengatakan, konflik geopolitik Rusia dan Ukrainan menjadi penyebab utama pesimistis tersebut. Pasalnya, kesepakatan antara negara-negara bakal sulit tercapai karena konflik geopolitik tersebut memecah belah, baik secara ekonomi, sosial, maupun politik negara-negara kawasan Eropa dan bahkan menjalar hingga ke pelosok dunia.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, kunci sukses dari penyelenggaraan B20 dan G20 adalah spirit solidaritas dan inklusivitas yang sudah tertanam dari rahim bumi pertiwi.

G20 dan B20 yang baru lewat tersebut penuh warna kolaborasi dan inklusi, yaitu tentang bahu membahu, bekerja sama, serta memastikan tidak ada satu pun yang tertinggal dari tekad pemulihan global.

“Izinkan saya jujur, bahwa kolaborasi yang kami kenal adalah gotong royong dan inklusivitas adalah bhinneka tunggal ika. Kami membawa warisan yang telah tertanam turun temurun sejak Indonesia lahir dan membentuk bangsa ini bertumbuh dan menjadi lebih kuat bahkan pada saat pandemi sedang berlangsung sebagai warisan dunia saat ini,” ujar Arsjad.

Indonesia, lanjut dia, telah belajar dan senantiasa terus bertumbuh untuk mencintai perbedaan demi perbedaan. Sejarah bangsa ini dipenuhi dengan kisah gotong royong yang heroik. Hal ini dapat terjadi karena Indonesia lahir dari kemajemukan, baik dari sisi suku, budaya, ras, dan agama, dari 270 juta penduduk yang berdiam pada lebih dari 16 ribu pulau.

Salah satu contoh, para relawan dan panitia B20 adalah mereka yang datang dari berbagai latar belakang tersebut. Perbedaan suku, ras, dan agama tidak menghalangi mereka untuk bekerja bersama, bergotong royong, untuk tujuan bersama yang inklusif.

“Saatnya dunia meresapi nilai-nilai gotong royong dan bhinneka tunggal ika tersebut dalam prinsip-prinsip yang disepakati bersama terkait pentingnya kolaborasi dan tindakan nyata yang inklusif dalam mendorong pemulihan ekonomi global. Indonesia bisa menjadi teladan bagi dunia internasional untuk menjaga persatuan dan perdamaian dunia di tengah banyak tantangan dan perbedaan yang menajam,” kata Arsjad.