Pesan Menyentuh Ketum KADIN untuk Myanmar
JAKARTA–Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid, yang sekaligus Ketua ASEAN Business Advisory Council (BAC) 2023 menyampaikan pesan menyentuh di hadapan kalangan pemerintah, pelaku usaha, dan industri Myanmar.
“Kami tidak ingin meninggalkan Myanmar sendirian. Kami ingin Myanmar ikut berpartisipasi dalam kolaborasi yang inklusif bersama negara-negara lain di ASEAN. Myanmar selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari ASEAN. Ini bukan soal politik, tetapi soal ekonomi dan kesejahteraan bagi semua. Tidak ada oposisi dalam hal ini,” ujar dia.
Arsjad bersama rombongan hadir di Myanmar untuk mempromosikan Keketuaan ASEAN dan forum ASEAN BAC 2023. Dalam roadshow ke negara yang masih dalam situasi konflik tersebut, Arsjad bertemu dengan sejumlah kalangan, di antaranya Persatuan Federasi Kamar Dagang dan Industri Myanmar (UMFCCI), IGE Group, Capital Diamond Star Group (CDSF), Asosiasi Ekonomi Digital Myanmar (MDEA), para anggota ASEAN Myanmar, dan sejumlah perusahaan Indonesia di Myanmar.
Arsjad mengatakan, pihaknya mendorong kemitraan dan koordinasi yang lebih erat dalam fasilitasi perdagangan dan investasi, sekaligus meminta dukungan bagi inisiatif program warisan ASEAN. Myanmar perlu juga dilibatkan dalam penyelarasan inisiatif Indo Pasifik, yang didukung sektor swasta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.
“Kami juga mengeksplorasi kemungkinan kemitraan ekonomi, terutama dalam hal inovasi digital dan pengembangan energi baru dan terbarukan dalam rangka net zero emission ASEAN pada 2060,” katanya.
Seperti diketahui, telah dua tahun kondisi politik dan ekonomi Myanmar dalam kondisi tidak stabil, menyusul kudeta yang dilakukan kalangan militer terhadap pemerintahan terpilih.
Dengan janji akan melakukan kembali pemilihan umum, kalangan militer saat ini menguasai roda pemerintahan Myanmar dan belum terjadi perubahan yang signifikan sejak kudeta tersebut berlangsung pada 2021.
Arsjad menegaskan, pihaknya sangat antusias untuk mewujudkan potensi pertumbuhan ekonomi bersama-sama dengan Myanmar di berbagai sektor. Selain dapat bekerja sama mengembangkan pembangkit listrik dari energi terbarukan, berbagai potensi ekonomi di Myanmar dapat dikembangkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
“Bersama Myanmar, kita bersatu sebagai bangsa ASEAN. Kami mengajak pelaku usaha Myanmar untuk bergabung membuat perubahan positif bagi masyarakat dan lingkungan,” imbuhnya.