Presiden Jokowi Bahas Krisis Global, Kadin Apresiasi Kebijakan Subsidi BBM
JAKARTA–Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan para pimpinan lembaga negara di Istana Negara, Jakarta, Jumat (12/08/2022). Pertemuan itu membahas tentang krisis global yang sedang terjadi di beberapa negara di dunia, mulai dari krisis pangan, krisis energi, hingga krisis keuangan.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Sedangkan para pimpinan lembaga negara yang hadir adalah Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua DPD La Nyalla Mattalitti, Ketua BPK Isma Yatun, Ketua MK Anwar Usman, Ketua KY Mukti Fajar Nur Dewata, serta Ketua MA M. Syarifuddin.
“Kita berbicara mengenai krisis global yang berkaitan dengan krisis pangan, krisis energi, dan juga krisis keuangan. Kita berbagi, sharing mengenai hal-hal yang berkaitan dengan domestik kita, baik yang berkaitan dengan pangan, yang berkaitan dengan energi, dan juga yang berkaitan dengan keuangan,” ujar Presiden dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Sabtu (13/8/2022)
Selain itu, Kepala Negara menuturkan bahwa pertemuan tersebut juga membahas tentang subsidi pemerintah dalam rangka mengantisipasi kenaikan harga energi. Presiden menyebut, saat ini Indonesia telah memberikan jumlah subsidi yang cukup besar dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
“Cari negara yang subsidinya sampai Rp502 triliun karena kita harus menahan harga Pertalite, gas, listrik, termasuk Pertamax, gede sekali. Tapi apakah angka Rp502 triliun ini masih terus kuat bisa kita pertahankan?” tutur Kepala Negara.
Presiden Jokowi pun meminta jajarannya untuk terus waspada apabila APBN tidak lagi kuat untuk memberikan subsidi bahan bakar minyak (BBM) secara terus menerus sehingga terjadi kenaikan harga di masyarakat. Bahkan menurut Presiden, saat ini kenaikan harga BBM sudah terjadi di banyak negara di dunia.
“Ya kalau bisa ya alhamdulillah baik, artinya rakyat tidak terbebani. Tapi kalau memang APBN tidak kuat bagaimana? Kan negara lain harga BBM-nya sudah Rp17 ribu, Rp18 ribu, sudah naik dua kali lipat semuanya. Ya memang harga ekonominya seperti itu,” ucap Presiden.
Kebijakan subsidi tu diparesiasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Ketua Umum Kadin, Arsjad Rasjid mengatakan menyebabkan harga pangan naik, logistik susah, dan kemiskinan bertambah. Kondisi Indonesia, kata Arsjad, masih lebih baik dari negara lain.
“Kondisi di dunia memang sulit, tetapi di Indonesia masih bisa diatasi, di antaranya melalui subsidi,” kata Arsjad. “Tidak ada negara di dunia yang memberikan subsidi BBM sebesar Indonesia.”
Untuk menjaga subsidi tetap mengalir, Arsjad mengatakan kegiatan ekonomi harus berjalan. Hasil pajak perdagangan dan investasi sebagian bisa disalurkan menjadi subsidi dan insentif lainnya bagi kepentingan masyarakat.”Kalau tidak ada uangnya, subsidi tidak akan ada. Jadi, kita harus memastikan perdagangan tetap naik dan investasi masuk,” ujar Presiden Direktur Indika Energy Tbk ini.
Arsjad mengatakan perekonomian ke Indonesia masih tetap berjalan baik meski dalam kondisi serba sulit. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia tumbuh tinggi pada triwulan II 2022, di tengah risiko pelemahan ekonomi global dan tekanan inflasi yang meningkat. Perkembangan tersebut tercermin pada pertumbuhan ekonomi triwulan II 2022 yang mencapai 5,44% (yoy), jauh di atas capaian triwulan sebelumnya 5,01% (yoy).
Dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 21,27 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 19,74 persen. “Ekspor menjadi akselerator penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Arsjad.
Dari sisi investasi, Indonesia juga tetap menjadi lirikan investor dunia. Per kuartal kedua 2022, investasi melonjak 35,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah investasi mencatatkan rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir sebesar Rp302,2 triliun.
Tingkat inflasi pun masih terjaga di angka 4,94 persen per Juli 2022 y-on-y. Laju inflasi menunjukkan tren meningkat disebabkan kenaikan harga-harga komoditas dunia dan gangguan pasokan di domestik. Tetapi, inflasi di Indonesia masih relatif moderat dibandingkan negara lain seperti Turki 13 persen, China 10 persen, dan Singapura 5 persen.