Bagian Kedua, 3 Tulisan
JAKARTA – Organisasi KADIN Indonesia di bawah kepemimpinan Arsjad Rasjid memiliki rasa yang berbeda. Sekurang-kurangnya dalam tiga hal, pertama, soal Key Performance Indeks (KPI). Hanya KADIN Indonesia di bawah Arsjad Rasjid yang membebani para WKU dan Ketua Bidang dengan KPI, melalui sejumlah program strategis.
Visi utama KADIN Indonesia adalah mendukung Indonesia Emas 2045. Ada 9 (sembilan) program prioritas KADIN, yaitu KADIN Cipta, Net Zero Hub, Keberlanjutan, Ibu Kota Negara, Vokasi, Ekonomi Biru, Ekonomi Digital, Kesehatan, dan Cipta Kerja.
“Sejak tiga tahun lalu saya dilantik sebagai Ketua Umum, bersama-sama segenap pengurus kami telah merampungkan lebih dari 70 persen program kerja utama yang diamanatkan dalam Munas VIII,” ujar Arsjad.
Pencapaian dari program kerja tersebut telah diterima dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas). Pada tahun pertama, Rapimnas mengesahkan lebih dari 50 persen program telah terlaksana, meningkat menjadi 65 persen pada Rapimnas II-2021, dan hingga pertengahan 2023, implementasi tersebut telah mencapai lebih dari 70 persen.
Kedua, dari sisi keanggotaan, jumlah asosiasi dan perusahaan yang bergabung bersama KADIN meningkat pesat. Dari sebelum Arsjad memimpin, jumlah yang bergabung sebanyak 120 asosiasi, sedangkan saat ini lebih dari 260 asosiasi. Asosiasi itu berasal dari asosiasi organisasi, maupun asosiasi profesi.
KADIN juga bergandengan tangan dengan asosiasi buruh. Di mata Arsjad, buruh dan pengusaha saling membutuhkan. Semua pihak mendapat tempat untuk menyampaikan aspirasi, termasuk kesempatan bagi buruh mengupgrade skill sesuai dengan kebutuhan dunia usaha.
Ketiga, soal rumah bersama. Di samping itu, KADIN juga merangkul pelaku UMKM. Rumah KADIN tidak hanya diperuntukkan bagi pengusaha menengah besar, tetapi juga mikro dan ultra mikro. Melalui Wiki Wirausaha, lebih dari 600 UMKM telah merasakan manfaat.
Wiki Wirausaha adalah platform yang memfasilitasi pelaku UMKM untuk mendapatkan dukungan jejaring dari pemerintah, pengusaha besar, hingga akademisi. Mereka mendapatkan sejumlah pelatihan dan pendampingan, serta bersama program inclusive closed loop, usaha mereka dapat naik kelas.
Program lain adalah WikiExport yang membina pelaku UMKM untuk mendapatkan pasar ekspor. Lebih dari 200 pelaku UMKM mendapatkan kesempatan meraih sertifikat ekspor dan mulai meniti pasar ekspor ke luar negeri.
Di bawah KADIN, upaya untuk terus menjaga pasar dalam negeri giat dilakukan. Terbaru, KADIN bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan membentuk Satgas Anti Import. Hal ini dilakukan untuk menjaga pasar Indonesia dari serbuan barang-barang import.
“KADIN adalah rumah bersama, yang saling melengkapi, bukan memusuhi. Kami ingin menciptakan sebuah ekosistem gotong royong, maju bersama untuk pengusaha besar dan kecil, buruh dan pengusaha. Kita ingin Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8%,” tegas Arsjad. (Bersambung)