JAKARTA–Pertemuan KTT G20 – B20 yang bakal berlangsung pada pertengahan November sudah di depan mata. Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia memastikan bahwa topik UMKM akan menjadi isu sentral dalam pembahasan di semua level pertemuan B20 dan G20.
Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengungkapkan, sejak ditunjuk sebagai host of B20, visi utama KADIN adalah membawa UMKM menjadi topik sentral dalam semua pembahasan forum B20 dan G20. Selain karena UMKM merupakan tulang pungggung perekonomian negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, penguatan struktur ekonomi global yang berkelanjutan dan riil saat ini tidak bisa mengabaikan peran UMKM.
“Ekonomi global tidak bisa terus menerus bergantung pada korporasi besar. 90% pelaku usaha di dunia adalah pelaku UMKM, yang berkontribusi terhadap 60-70% penciptaan lapangan kerja. UMKM harus mendapat perhatian besar agar ekonomi global bisa terdistribusi lebih inklusif dan adil kepada masyarakat,” kata Arsjad dalam keterangan pers, Senin (31/10/2022).
Dalam berbagai pertemuan menyongsong hari puncak G20, baik di tingkat B20 maupun G20, UMKM telah mendapat banyak perhatian sebagai salah satu ciri khas ekonomi kerakyatan negara-negara berkembang.
“Untuk bangkit dan menjadi kuat dari tantangan ekonomi global saat ini, semua sepakat bahwa kerja sama multipihak yang inklusif di tingkat global wajib menyentuh UMKM, karena UMKM tidak lain adalah wirausahawan muda, perempuan, dan pelaku usaha ultra mikro di level akar rumput. Pada level nasional, kita juga harus lebih kuat mendukung UMKM sebagai tulang punggung ekonomi untuk bertumbuh dan berkembang, termasuk memanfaatkan momentum G20 sekarang dan ke depan,” kata Arsjad.
Arsjad menjelaskan, sejumlah satuan gugus tugas yang dibentuk di bawah B20 telah menarik benang merah yang penting bagi UMKM untuk naik ke panggung global. Satuan kerja investasi dan perdagangan menempatkan UMKM sebagai poros utama perdagangan yang inklusif.
Setiap investasi dan perdagangan multipihak harus melibatkan UMKM di setiap negara. Satuan kerja energi keberlanjutan dan iklim, mendorong multipihak untuk membantu UMKM untuk bisa melakukan dekarbonisasi dan mendapatkan akses pembiayaan untuk upaya tersebut.
Satuan kerja ketenagakerjaan dan pendidikan mendorong terlaksananya edukasi kewirausahaan untuk pertumbuhan, perluasan usaha, dan penciptaan lapangan kerja bagi UMKM.
Sementara itu, dalam kelompok women in business, isu perempuan menjadi pembahasan utama dalam kaitannya dengan pemberdayaan UMKM. Pemberdayaan UMKM sama halnya juga dengan melakukan pemberdayaan terhadap perempuan, terutama bagi UMKM yang dijalankan perempuan, dan yang menyerap tenaga kerja perempuan. Akses pembiayaan dan kemudahaan dalam berusaha harus diprioritaskan kepada UMKM perempuan.
Arsjad menegaskan, KTT G20 dan B20 telah menempatkan UMKM pada level global. Langkah berikut adalah melanjutkan komitmen tersebut dengan membawa UMKM Indonesia merebut pangsa pasar global. Hal ini dilakukan KADIN melalui sejumlah inisiatif, seperti Inlusive close loop, Wiki Wirausaha, Kadin Tech Hub, dan Kadin International Trading House.
Contoh konkrit program kemitraan inclusive-closed loop adalah para petani hortikultura di Garut yang mengalami peningkatan produktivitas hingga 12 – 15% dan memberikan keuntungan signifikan sebesar Rp120 juta per periode panen. Keuntungan tersebut naik 27% setelah tersentuh program kemitraan melekat tersebut.
Contoh lain upaya KADIN adalah Pertanian Cabai yang digerakkan oleh Crowde di Ciawi, Bogor. Dengan pendampingan intensif menggunakan teknologi, terjadi ekspansi penanaman lima kali, dari 1 hektar menjadi 5 hektar dan menghasilkan kenaikan pemasaran dua kali lipat, dari Rp30 juta per hektar menjadi Rp60 juta per hektar.
“Sebuah kehormatan tersendiri bagi KADIN dapat membawa UMKM bersanding di level global melalui KTT G20 dan B20. Legacy ini harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya agar semakin banyak pengusaha bertumbuh dari level mikro menuju kelas korporasi di Indonesia,” kata dia.