Roadshow yang Menghasilkan Lanskap Bisnis ASEAN

JAKARTA–Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dalam kapasitasnya sebagai Ketua ASEAN Business Advisory Council (BAC) 2023 telah menjalani roadshow ke negara-negara tetangga.

Di bawah pimpinan Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid, rombongan KADIN telah menyinggahi Malaysia, Filipina, Vietnam, Kamboja, Brunei Darussalam, Myanmar, Singapura, dan terakhir Laos.

Arsjad mengatakan, dengan berkunjung ke negara-negara tersebut, konektivitas ASEAN dalam rangka menciptakan sentralisasi ekonomi baru dunia yang berpusat di ASEAN telah kelihatan. Setiap negara memiliki kelebihan, dan jika dihubungkan dalam satu konektivitas bersama, kelebihan tersebut dapat menjadi kekuatan kawasan yang berdaya saing global.

“Indonesia, Filipina, dan Vietnam merupakan pemilik terbesar nikel, yang mencapai 31% dari total produksi nikel global dan mengendalikan lebih dari 50% cadangan nikel. Hal ini tentu saja memperkuat posisi ketiga negara tersebut di industri kendaraan listrik,” ujar dia.

Brunei dengan lokasinya yang strategis di Pulau Borneo memiliki visi besar untuk menjadi pusat hijau yang menonjol di ASEAN. Visi tersebut bakal direalisasikan dengan memprioritaskan pembangunan berkelanjutan melalui pengembangan ekosistem rendah karbon dan solusi berbasis alam.

Sementara itu, Kamboja saat ini memiliki pasar kendaraan listrik yang berkembang pesat dan telah memberlakukan insentif untuk mengurangi bea masuk kendaraan listrik. Kebijakan ini menjadikan harga kendaraan listrik 50% menjadi lebih murah daripada kendaraan konvensional.

Myanmar dengan cadangan mineral langka, seperti disprosium dan terbium, yang melimpah dan sangat penting untuk pembuatan kendaraan listrik agar berbobot ringan, memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi upaya pembangunan berkelanjutan di wilayah ini.

Sedangkan Laos akan menghubungkan ASEAN dengan salah satu industri dan pasar terbesar dunia, yaitu China dengan lebih efisien. Laos bahkan tengah mempersiapkan diri untuk menjadi pusat logistik, yang bakal menyaingi Singapura, karena kedekatannya dengan China.

“ASEAN episentrum telah di depan mata, karena masing-masing negara telah mempersiapkan diri dengan baik. Saatnya sekarang ASEAN memiliki komitmen kuat untuk berdiri bersama, mengedepankan kolaborasi inklusif, tanpa meninggalkan satu pun di belakang,” kata dia.