Selain soal Pertumbuhan 8%, Arsjad Rasjid: Jepang Inginkan Tenaga Kerja Indonesia

JAKARTA – Pemerintah Indonesia terus bekerja cepat untuk menggaet sejumlah investor dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi 8%.

Hal ini diakui Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid setelah menghadiri jamuan makan siang antara Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah pengusaha asal Jepang, di Istana Negara, pada Jumat (6/12) kemarin.

Arsjad turut diundang Presiden Prabowo Subianto dan diperkenalkan sebagai Ketua Umum Kadin di hadapan pengusaha asal Jepang bersama Anindya Bakrie.

“Bapak Presiden mengundang kami untuk menghadiri jamuan makan siang bersama sejumlah pengusaha asal Jepang dan membahas terkait pertumbuhan ekonomi 8%. Itu yang didiskusikan,” ujar dia.

Arsjad menambahkan, dalam diskusi tersebut disinyalir Jepang membutuhkan banyak tenaga kerja. Hal ini dapat menjadi peluang bagi Indonesia karena jumlah angkatan kerja Indonesia yang besar.

“Kita kan punya banyak generasi muda dan kita harus menyiapkan lapangan pekerjaan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” katanya.

Ketika ditanya soal duduk bersanding dengan Anindya, Arsjad cuma tertawa renyah. Dia enggan membahas soal kisruh tersebut, mengingat sejumlah langkah sudah dan sedang dilakukan untuk mendorong Kadin Satu dan Solid.

“Yang terpenting adalah ekonomi Indonesia bisa jalan dan kita lakukan dengan bergotong royong,” tegasnya.

Dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Jakarta, beberapa waktu lalu, Kadin Indonesia di bawah kepemimpinan Arsjad telah meluncurkan Whitepaper Arah Pembangunan dan Kebijakan Ekonomi 2024 – 2029.

Whitepaper tersebut diharapkan menjadi panduan sinergi antara dunia usaha dan pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%.

Sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, dokumen tersebut merekomendasikan tujuh bold moves dan tujuh sektor prioritas yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi, antara lain peningkatan infrastruktur, ketahanan kesehatan, ketahanan energi, pertumbuhan UMKM, manufaktur, pengembangan bisnis hijau, serta ketahanan pangan.

“Kami membuat panduan implementasi yang konkrit dan akan menyelaraskan program kerja Kadin Indonesia 2025 pada visi pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi 8%,” katanya.

Sementara itu, terkait kerja sama dengan Jepang, Kadin Indonesia memiliki hubungan yang erat dengan pemerintah dan sejumlah pengusaha asal Jepang.

Melalui kerja sama strategis yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan Japan External Trade Organization (JETRO), Kadin Indonesia memprioritaskan pasar Jepang untuk peningkatan kapasitas UMKM.

“Kami sudah menjalin kerja sama dengan pengusaha Jepang, yang diharapkan menjadi fondasi bagi UMKM untuk naik kelas, berdaya saing global dan berorientasi ekspor melalui program WikiExport,” katanya.