JAKARTA–Posisi strategis Indonesia di kawasan ASEAN harus dimanfaatkan oleh pemimpin masa depan Indonesia untuk membangun sentralisasi ekonomi kawasan yang menguntungkan. Jalan tersebut sudah dirintis melalui Keketuaan ASEAN 2023.
Pengusaha nasional, yang juga Ketua TPN Ganjar Presiden, Arsjad Rasjid mengatakan, pemimpin masa depan Indonesia harus bisa memanfaatkan keunggulan sentralisasi kawasan ASEAN untuk memegang kendali perekonomian dunia.
Di pihak lain, pemimpinan ke depan juga harus piawai memainkan peran agar sentralisasi kawasan ASEAN untuk berdampak, tidak hanya untuk kemajuan perekonomian ASEAN, tetapi juga untuk Indonesia.
“Jalan tersebut sebenarnya sudah dirintis melalui Keketuaan ASEAN kemarin dan harus dilanjutkan dengan langkah konkrit. Tanpa ada kepemimpinan dari Indonesia, yang melahirkan gagasan episentrum ekonomi dunia, visi itu tidak akan tercapai,” kata dia.
Arsjad menjelaskan, ASEAN yang terdiri atas sepuluh negara memang memiliki karakter yang berbeda-beda. Namun, perbedaan tersebut dapat saling melengkapi melalui inisiatif kolaborasi yang inklusif. ASEAN memiliki sejumlah potensi, yang bakal menjadi salah satu penentu utama dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi global.
Dari sisi kapasitas dan pertumbuhan ekonomi, ASEAN merupakan kawasan ekonomi terbesar ke-5 di dunia. Hal ini ditopang terutama oleh sekitar 622 juta konsumen dan 70 juta UMKM sebagai tulang punggung ekonomi. Sementara itu, ekonomi digital untuk kawasan ASEAN tembus di atas US$200 miliar.
Di sisi lain, negara-negara ASEAN juga memiliki sumber daya yang melimpah. Salah satunya adalah potensi mineral dan energi terbarukan yang bakal menjadi komoditas penting yang menggerakkan transisi ekonomi dan energi dunia ke arah ekonomi hijau dan berkelanjutan.