Soal Kemudahan Berinvestasi, Indonesia Perlu Belajar dari Thailand

JAKARTA–Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid yang juga adalah Ketua ASEAN Business Advisory Council (BAC) 2023 mengapresiasi kemudahaan berinvestasi yang diterapkan di Thailand.

Apresiasi tersebut disampaikan Arsjad Rasjid dalam kunjungannya ke Negeri Gajah tersebut dalam rangka melakukan konsolidasi terkait ASEAN BAC 2023, dengan dua event utama, antara lain ASEAN Business Investment Summit (ABIS) dan ASEAN Business Awards (ABA) 2023.

Arsjad mengatakan, tahun lalu Thailand mampu merealisasikan investasi senilai US$20 miliar atau naik sebesar 39% dari tahun sebelumnya. Investasi asing itu didorong oleh sektor-sektor, seperti industri elektronik, kendaraan listrik, pusat data dan IT.

Saat ini, Thailand menjadi lokasi produksi untuk pembuatan mobil internasional, seperti Mercedes, Toyota, GWM, terutama untuk kendaraan listrik.

“Thailand menjadi magnet baru investasi asing di ASEAN. Usaha kerasnya dalam memotong birokrasi, peraturan, dweling time, mampu memotong waktu untuk mulai berbisnis di negeri itu dari 29 hari menjadi 6 hari,” ujar dia.

Arsjad menegaskan, Indonesia dan negara-negara lain di ASEAN perlu belajar dari cara Thailand memperbaiki citranya, terutama dengan memastikan kemudahan berusaha di negara tersebut. Pasalnya, hal tersebut sangat berpengaruh terhadap ketertarikan dan kenyamanan pihak lain untuk berinvestasi.

Untuk konteks ASEAN, Thailand menjadi pintu masuk bagi ASEAN untuk meningkatkan investasi di kawasan. Apalagi, bersama dengan negara-negara lain, seperti Indonesian dan Myamar, ketiga negara tersebut memiliki sumber daya alam yang sangat dibutuhkan dalam pengembangan kendaraan listrik ke depan.