Soal Kenaikan Upah, Pengusaha dan Buruh Perlu Kerja Sama

JAKARTA–Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menanggapi usulan buruh kepada pemerintah agar upah minimum 2024 naik 15 persen. Usulan kenaikan upah itu, kata Arsjad, membutuhkan kerja sama pengusaha dan buruh agar pertumbuhan ekonomi nasional terjaga.

“Dalam situasi yang masih menantang sekarang, kita membutuhkan kerja sama yang erat antara pengusaha dan buruh. Kita ingin tetap mempertahankan pertumbuhan ekonomi nasional, yang dapat menggerakkan ekonomi secara seimbang, tidak saling menjatuhkan,” ujar Arsjad.

Situasi menantang itu antara lain pertumbuhan ekonomi dan perdagangan dunia yang melambat. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2023 masih lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan 2022, yaitu dari 3,1% menjadi 2,1%. Lalu pada 2024 perkiraannya mulai membaik menjadi tumbuh 2,4% dan baru pada 2025 mampu kembali ke posisi 3%.

Perdagangan dunia pun masih terbebani dampak perang Rusia-Ukraina, inflasi tinggi, kebijakan moneter yang ketat, dan ketidakpastian pasar keuangan global. Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO memperkirakan volume perdagangan barang global pada 2023 tumbuh 1,7 persen, melambat dari 2022 yang tumbuh 2,7 persen.

Arsjad menambahkan, dalam situasi sulit, pengusaha dan buruh harus bisa kreatif untuk menaikkan skala produksi. Karena hanya dengan kenaikan produktivitas, permintaan buruh dapat terpenuhi. Di samping itu, perlu ada peningkatan skill untuk dapat mengimbangi digitalisasi yang berkembang pesat saat ini.

Di pihak lain, Indonesia juga membutuhkan kucuran investasi baru agar perekonomian bisa bergerak positif. Investasi dibutuhkan agar rencana pengembangan industri baru, yang berbasis ekonomi berkelanjutan dapat menjadi lokomotif yang menggerakkan pasar.

“Jangan sampai sebelum investasi masuk, kita sudah membebani ekonomi kita dengan biaya tinggi, yang membuat Indonesia kalah saing dengan negara-negara lain dalam hal kenyamanan berinvestasi,” katanya.