JAKARTA–Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid menegaskan peran KADIN Indonesia dalam mendorong UMKM agar naik kelas. Hal ini dilakukan melalui berbagai inisiatif, terutama untuk menyelesaikan tiga tantangan utama UMKM Indonesia.
Arsjad mengungkapkan, dalam perjalanannya mengelilingi Indonesia dan bertemu dengan banyak pelaku UMKM, ada tiga tantangan utama yang dihadapi UMKM saat ini. Tantangan pertama adalah soal rendahnya formalisasi badan usaha, yang menyebabkan UMKM susah mendapatkan akses pembiayaan atau modal usaha.
Tercatat, 74 persen pelaku UMKM belum mendapatkan akses pembiayaan sehingga usaha mereka tidak bisa berkembang secara maksimal. Pelaku usaha tersebut kesulitan mendapatkan akses karena tidak memiliki legalitas usaha yang jelas.
Tantangan kedua, lanjut dia, adalah kualitas sumber daya manusia. Banyak pelaku UMKM yang sulit melakukan pemasaran, kurang inovatif, sulit mengurus perizinan, dan belum mampu mengelola keuangannya secara baik karena kualitas dan kapabilitas SDM yang masih rendah.
“Pemahaman dan pengetahuan atas inovasi, pasar, akses terhadap modal, hingga manajemen usaha menjadi catatan tersendiri bagi pelaku UMKM, karena mereka pada dasarnya tidak tahu soal itu. Harus ada terobosan untuk memberikan pemahaman terhadap usaha yang baik,” katanya.
Sementara itu, tantangan ketiga adalah UMKM Indonesia belum memanfaatkan secara optimal kemudahan dan peluang yang datang dari digitalisasi. Hanya sekitar 13 persen pelaku UMKM yang terhubung dengan teknologi digital. Selebihnya, pelaku UMKM lainnya masih mendasarkan usahanya pada cara-cara konvensional.
Padahal, menurut laporan Google Temasek, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan dapat mencapai US$130 miliar pada 2025. Angka tersebut tumbuh pesar US$77 miliar pada 2022.
Arsjad menegaskan, beragam inisiatif telah dilakukan KADIN, baik melalui pengembangan ekonomi kawasan, menghadirkan event-event skala internasional dan nasional, hingga memanfaatkan digitalisasi untuk mendorong UMKM naik kelas.
KADIN Indonesia juga mendorong adopsi Industri 4.0 dan transformasi digital melalui Kadin Tech Hub, yang menghubungkan wirausaha dengan solution provider di bidang teknologi, untuk membantu mereka bertransisi ke era digitalisasi.
Inisiatif lain adalah Wikiwirausaha, yaitu Digital one-stop shop untuk mentorship, market dan money. “KADIN telah bekerja sama dengan Jepang (jetro) dan negara di ASEAN dengan membuat katalog online untuk perusahaan Jepang agar bisa mencari produk-produk UMKM Indonesia yang telah siap ekspor,” tegasnya.