Supaya Sarjana Tidak Menganggur Setelah Kuliah

JAKARTA–Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia terus mendorong agar gap antara lulusan universitas dan sekolah kejuruan dengan dunia industri tidak terus melebar. Vokasi pendidikan berbasis kebutuhan industri terus dilakukan melalui sejumlah kerja sama strategis antara dunia usaha dan perguruan tinggi.

Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, lulusan universitas masih menjadi penyumbang pengangguran terbuka terbesar di Tanah Air. Pada akhir tahun lalu, kontribusi lulusan universitas mencapai 8% dan dari sekolah kejuruan sekitar 9,5%. Hal ini terjadi karena adanya gap antara skill dan kebutuhan dunia usaha.

Selain adanya gap tersebut, lulusan universitas juga belum siap untuk terjun ke dunia kerja melalui inovasi baru, yang saat ini sangat terbuka lebar. Ketergantungan terhadap lowongan kerja dan ketidakberanian untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri, menjadi salah satu penyebab adanya pengangguran terbuka tersebut.

“Kami terus mengupayakan agar gap itu bisa dipersempit dengan berbagai inisiatif. Salah satunya melalui kolaborasi antara dunia usaha dan perguruan tinggi, antara lain dengan membuka pusat pelatihan dan pengembangan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan dunia usaha,” kata dia.

Baru-baru ini, KADIN Indonesia menjajaki kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada di Jogjakarta. UGM dikenal memiliki learning center yang dapat mengembangkan inovasi yang dibutuhkan industri, terutama di sektor pertanian, perikanan, dan UMKM.

Dengan kerja sama tersebut, KADIN Indonesia membuka pusat pengembangan dan perkantoran industri dalam rangka menyelaraskan inovasi dan skill yang dibutuhkan industri saat ini, terutama pada tiga sektor tersebut.

KADIN Indonesia juga bekerja sama dengan Indosat Ooredoo dalam hal pengembangan talenta digital. Melalui IDCamp x KADIN 2023, para peserta yang ikut dalam pelatihan dan pendampingan tersebut diharapkan mampu menghasilkan sistem informasi yang dapat membangun digitalisasi untuk sektor perikanan, pertanian, dan UMKM.

Arsjad menegaskan, perikanan, pertanian, dan UMKM merupakan sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional, sekaligus menyerap mayoritas tenaga kerja Indonesia. Dengan berbagai inisiatif tersebut, ada titik temu antara keterampilan yang dibutuhkan dunia usaha serta adaptasi dunia usaha terhadap jumlah tenaga kerja siap pakai di Indonesia.

“Mereka yang lulus benar-benar siap pakai dan langsung dapat diserap dunia usaha. Mereka juga dididik untuk memiliki kreativitas untuk mengembangkan inovasi yang dapat berkontribusi terhadap perluasan lapangan pekerjaan dan peningkatan produktivitas di ketiga sektor tersebut,” katanya.