Tiongkok Mitra Strategis Investasi di ASEAN

JAKARTA — Ketua ASEAN-Business Advisory Council (ASEAN-BAC), Arsjad Rasjid mengapresiasi kemitraan ASEAN dengan Tiongkok yang semakin solid. Menurut Arsjad, selama ini Tiongkok memiliki peran strategis dalam meningkatkan arus masuk investasi ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

Pada 2021, nilai investasi asing langsung Tiongkok yang tersebar di negara-negara ASEAN tercatat mencapai USD 13,8 miliar. Negara-negara anggota ASEAN itu, antara lain, Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Menjadi salah satu sumber terbesar investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) di ASEAN, Arsjad berharap sinergi dengan Tiongkok dapat terus ditingkatkan.

“Ini capaian yang luar biasa yang patut diapresiasi. Selama beberapa dekade, Tiongkok telah membuktikan sebagai mitra terdepan ASEAN. Saya berharap ASEAN–Tiongkok akan terus mempertahankan kemitraan erat ini,” kata Arsjad.

Arsjad mengungkapkan, Indonesia menjadi salah satu contoh konkret kerja sama Tiongkok di kawasan ASEAN. Di bidang kesehatan sejumlah perusahaan Tiongkok telah mengembangkan teknologi baru yang inovatif, efektif, dan hemat biaya, khususnya bidang biologi dan vaksinasi. Langkah ini pun dinilai mampu membantu mempercepat transformasi kesehatan di Indonesia.

Selain itu, pada dekade terakhir, Tiongkok juga telah menjadi sumber utama inovasi ilmu hayati, yang unggul dalam mengembangkan produk baru dan hemat biaya.

Inovasi bioteknologi, genomik dan bioengineering yang dikembangkan Negeri Tirai Bambu itu, tergolong berada di garis depan. Melalui upaya ini pula pengelolaan kesehatan di masa depan ikut didorong maju.

Arsjad yang juga Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia berharap, kedua negara secara bersama-sama dapat memfasilitasi terciptanya pasar yang menarik untuk hasil inovasi terbaru, termasuk produk life sciences.

“Harus diakui, hambatan terbesar arus masuk investasi Tiongkok ke Indonesia saat ini adalah persoalan regulasi. Kami berharap akan ada kesepakatan terkait regulasi dan pengurangan hambatan untuk membuka pasar bagi produk-produk inovasi Tiongkok di Indonesia,” tuturnya.