Transformasi Digital UMKM Agar Kian Berkembang dan Naik Kelas
JAKARTA–Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mewujudkan cita-cita dan harapan menjadi bangsa yang mandiri dan berdaulat di bidang ekonomi. Jumlah pelaku UMKM mencapai tidak kurang dari 60 juta dengan kontribusi terhadap PDB mencapai 60,51% dan terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja nasional.
“UMKM merupakan salah satu pondasi dasar perekonomian bangsa yang kokoh dan mampu bertahan pada saat pendemi Covid-19,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan sambutan secara virtual pada acara Tangsel Digifest 2022, Sabtu (13/08/2022).
Selama pandemi, Pemerintah telah mengalokasikan dan merealisasikan secara khusus Program PEN untuk pemulihan UMKM. Berbagai dukungan pembiayaan juga diberikan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), Subsidi Bunga Non-KUR, dan Penjaminan Kredit Modal Kerja. Lebih lanjut, pada tahun 2022 telah dialokasikan anggaran PC-PEN sebesar Rp455,62 triliun yang diantaranya dialokasikan untuk melanjutkan pemberian dukungan bagi UMKM.
Pengembangan UMKM telah menjadi fokus utama Presiden Joko Widodo dan dalam RPJMN 2020-2024 telah mengamanatkan penguatan kewirausahaan, UMKM, dan Koperasi dengan strategi di antaranya transformasi usaha informal menjadi formal dan transformasi digital.
Pemerintah juga mendorong UMKM di Indonesia yang sebanyak 96% masih berstatus informal untuk menjadi formal. Untuk menjadi formal, UMKM hanya perlu terdaftar dalam Nomor Induk Berusaha (NIB) yang mudah untuk diakses. Dengan status usaha formal, UMKM dapat lebih mudah mengakses berbagai fasilitas pembiayaan, pendampingan, dan akses ke market supply chain. Dengan demikian UMKM dapat semakin berkembang dan naik kelas.
“Saat ini pemerintah juga sedang menyusun Basis Data Tunggal UMKM dengan pendataan yang melibatkan stakeholders terkait, termasuk Pemerintah Daerah. Basis data ini sangat penting, karena akan menjadi dasar pengambilan kebijakan pemerintah,” tutur Menko Airlangga.
Dengan perkembangan ekonomi digital yang sangat cepat, transformasi digital sudah menjadi suatu keharusan bagi UMKM dalam rangka meningkatkan efisiensi dan pengembangan usaha. Digitalisasi UMKM memberikan banyak manfaat, antara lain membantu pemasaran produk dimasa pandemi, mempermudah transaksi dan pencatatan keuangan melalui penggunaan platform pembayaran digital, serta meningkatkan akses pasar dan pelatihan pengembangan usaha.
Selain itu, dalam rangka menaikkan kelas UMKM serta mendorong adopsi teknologi digital, Pemerintah mengupayakan berbagai inisiatif dan kebijakan, salah satunya melalui program Bangga Buatan Indonesia. Program tersebut mendukung UMKM agar mampu memasarkan produknya melalui media digital atau e-commerce.
Hal senada diungkapkan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid. Kebangkitan perekonomian Indonesia, kata Arsjad, bisa dimulai dari dukungan berupa pendanaan maupun dukungan teknis lain kepada pelaku UMKM, misalnya transformasi digital.
Arsjad mengatakan industri retail di Indonesia mengalami pertumbuhan positif seiring dengan pemulihan kesehatan dan juga percepatan vaksinasi. Konsumsi dan daya beli masyarakat pun relatif meningkat.
“Aktivitas penjualan eceran di Indonesia masih didominasi ritel tradisional,” kata Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk ini. “Retail tradisional seperti kios dan toko kelontong termasuk ke dalam UMKM retail tradisional paling rentan terhadap pandemi.”
Digitalisasi, kata Arsjad, dapat membantu meningkatkan resiliensi UMKM. Pengusaha dapat memanfaatkan inklusi keuangan digital untuk mengakses pendanaan. Financial Technology (Fintech) dapat memberikan sumber pembiayaan alternatif untuk segmen UMKM yang kurang terlayani. Fintech berpotensi dapat membantu menyediakan sumber pembiayaan alternatif bagi UMKM yang kurang terlayani, memfasilitasi pertumbuhan yang inklusif dan lebih kuat
Selain itu, pengusaha juga dapat mengadopsi e-commerce UMKM, dan meningkatkan penggunaan Industri 4.0 di UKM menengah hingga besar untuk meningkatkan produktivitas. Studi percontohan telah menunjukkan industri 4.0 berdampak pada peningkatan produktivitas 10-20%