Arsjad Rasjid: AS Dukung Transisi Energi Indonesia

WASHINGTON – John Kerry, Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat (AS) Bidang Iklim, mendukung komitmen Indonesia dalam transisi energi. Sebagai Presidensi G20,  kata dia, Indonesia akan mendapatkan dukungan dari banyak negara untuk mewujudkannya.

Ketua Dewan Penasihat Business 20 (B20) Arsjad Rasjid menyambut baik pernyataan John Kerry yang disampaikan dalam pertemuan bilateral di Washington DC, Amerika Serikat (22/4) itu. “Amerika akan memberikan dukungan untuk mewujudkan komitmen Indonesia dalam transisi energi. Tentu kita sambut baik,” ungkapnya.

Pertemuan dengan John Kerry merupakan rangkaian dari kegiatan menuju perhelatan Business 20 (B20), yaitu pertemuan dunia usaha dari negara-negara anggota G20 yang akan digelar di Bali pada 13-14 November 2022.

Dalam pertemuan itu, ungkap Arsjad yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, John Kerry berharap agar Kadin ikut mendorong pemerintah Indonesia mempercepat realisasi transisi energi. Posisi Indonesia sebagai Presidensi G20-B20 dinilai sangat strategis, sehingga peluang untuk mendapatkan dukungan dalam transisi energi sangat besar, termasuk dari AS.

Arsjad menegaskan bahwa salah satu fokus Indonesia sebagai Presidensi G20 adalah transisi global menuju energi baru dan terbarukan serta zero emissions, paling lambat pada 2060. Pemerintah Indonesia, katanya, memiliki komitmen kuat untuk mendukung pengembangan energi bersih.

Apalagi, katanya, Indonesia memiliki potensi besar untuk memproduksi energi terbarukan.  Dari tenaga surya, hidroelektrik, panas bumi, hingga energi angin.

Potensi tersebut menjadikan peluang investasi pada sektor energi hijau di Indonesia menjadi semakin menarik. Dia memperkirakan nilai ekonomi hijau Indonesia mencapai US$100-125 miliar.

Saat ini, ungkapnya, Indonesia memiliki sekitar 47 proyek hijau senilai US$11 miliar, termasuk di dalamnya pembangkit listrik dengan energi terbarukan. Mengingat tingkat permintaan energi terus tumbuh di Indonesia, nilainya pun berpotensi meningkat.

Wujud dukungan AS dalam transisi energi, John Kerry menyampaikan bahwa negara tersebut elah menyiapkan dana miliaran dolar AS untuk pembiayaan transisi energi. Dana tersebut disalurkan melalui lembaga pemerintah, yaitu United State Internasional Development Finance Corporation (DFC).

DFC merupakan institusi keuangan Amerika Serikat yang menyalurkan pendanaan pada banyak sektor, seperti energi, kesehatan, infrastruktur, serta teknologi. Lembaga tersebut juga membiayai usaha kecil dan menengah. Prinsip bisnis yang ditekankan oleh DFC adalah investasi yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, hak asasi manusia dan hak-hak bagi pekerja.

“Kadin akan memainkan peran penting dalam proses transisi energi seperti harapan John Kerry tersebut, sehingga bersama pemerintah dapat mewujudkan Indonesia yang lebih baik ke depan,” tuturnya.