Arsjad Rasjid: BUMN dan Swasta Harus Bersinergi

JAKARTA–Keberadaan BUMN dan Swasta seyogyanya harus dapat saling mengisi dan bersinergi dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan Indonesia menuju negara maju.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, dalam merumuskan strategi dan arah bisnis, pihak swasta selalu mengedepankan perhitungan yang didasarkan pada mekanisme pasar. Karena itu, swasta cenderung bersaing pada sektor-sektor yang sudah berkembang.

Sementara itu, BUMN memiliki penugasan khusus dari mandat yang diberikan oleh negara untuk masuk menjadi perintis, sekaligus membangun fondasi untuk keberlanjutan. Dari rintisan tersebut, pasar akan tercipta, dan para pelaku usaha dan industri di sektor swasta akan tergerak untuk membantu.

“BUMN dan Swasta bisa saling mengisi. Dibutuhkan kerangka kerja sama yang saling menguntungkan, baik untuk sektor-sektor yang sudah berkembang maupun yang masih belum tersentuh atau proyek rintisan,” ujar dia.

Arsjad menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya masih harus menghadapi sejumlah tantangan. Mulai dari harga pangan dan energi yang masih tinggi, peningkatan risiko geopolitik, kebijakan moneter yang ketat dan agresif oleh sebagian besar Bank sentral di dunia, hingga risiko lain di sistem keuangan global.

Oleh sebab itu, kata Arsjad, optimalisasi kolaborasi antara BUMN dengan sektor swasta harus terus terjalin. Tujuannya agar seluruh pihak dapat menjalankan dan mengembangkan demokrasi ekonomi secara sinergis.

Arsjad menambahkan, Kadin memang memiliki tugas untuk melahirkan sebanyak mungkin entrepreneur. Namun, lahirnya entrepreneur itu harus ditunjang dengan pasar dan ceruk bisnis luas dan beragam yang menguntungkan.

Upaya untuk menyelaraskan langkah BUMN dan swasta dimaksudkan, salah satunya untuk melahirkan entrepreneur baru, yang dapat melirik pembukaan pasar baru oleh negara, terutama dengan BUMN sebagai perintis.

“BUMN sebagai perusahaan negara hadir sebagai pioner untuk mengembangkan industri-industri yang belum berkembang, serta melayani daerah-daerah yang belum terlayani. Sementara swasta mengembangkan industri dan perekonomian daerah berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi,” katanya.