KADIN Indonesia Beri Perhatian Pendidikan untuk Perempuan Afganistan

JAKARTA–Nasib 1,1 juta remaja perempuan di Afganistan yang kesulitan menempuh pendidikan di negaranya menyentuh hati Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasyid. Hal ini terjadi ketika dirinya menghadiri International Conference on Afghan Women’s Education pada pekan lalu.

Konferensi internasional tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Qatar, yang dihadiri oleh Wakil Menteri Luar Negeri Qatar Lolwah Rashid Al-Khater, 38 negara, 4 organisasi internasional, 9 perwakilan dari NGO dan komunitas bisnis, serta 9 tokoh perempuan internasional.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan, kepedulian untuk kaum perempuan sama halnya dengan kepedulian untuk menciptakan masa depan yang cerah. Dengan memberikan kesempatan yang setara, perempuan dapat berkontribusi signifikan terhadap perubahan yang positif di masa mendatang.

Dalam keterangannya kepada media, Retno menyitir, berdasarkan UN Women, lebih dari 11 juta perempuan dan anak perempuan Afganistan yang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Pembatasan terhadap perempuan di Afganistan justru merugikan ekonomi negara tersebut sebesar US$1 miliar atau setara dengan 5% PDB. Dalam Indeks Kesenjangan Gender World Economic Forum, Afganistan menempati posisi terakhir dari 156 negara.

Senada dengan itu, Arsjad mengatakan, perempuan memiliki peranan penting dalam pembangunan, penggerak pertumbuhan ekonomi, dan jantung ekonomi keluarga. Oleh karena itu, pendidikan bagi perempuan sangatlah penting.

Berkaca pada UMKM Indonesia, dari sekitar 64 juta pelaku UMKM di Indonesia, kurang lebih 37 juta di antaranya dikelola oleh perempuan. Hal ini belum terhitung dari kontribusi penyerapan tenaga kerja perempuan dan PDB yang dihasilkan. Perempuan tidak dapat dipandang sebelah mata atas kontribusinya terhadap perekonomian.

“Kami ingin melihat peran yang sama, yang dapat dilakukan perempuan Afghanistan untuk ekonomi di negaranya. Lebih dari itu, KADIN Indonesia tergerak untuk membantu para pelajar perempuan Afganistan untuk menempuh jenjang pendidikan perguruan tinggi di Indonesia,” ujar dia.

Arsjad menambahkan, kepedulian melalui jalur beasiswa dan pertukaran mahasiswa dari Afganistan ke Indonesia merupakan langkah tepat, mengingat pendidikan menjadi pintu masuk perubahan.

“Pendidikan adalah hak semua orang tak terbatas suku, ras, agama, dan golongan. Sudah sepantasnya kita berkontribusi untuk membantu mereka memaksimalkan potensi dalam dirinya. Upaya ini juga bentuk komitmen kami untuk mendukung pembangunan berkelanjutan yang inklusif,” kata dia.