Kadin Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi Dengan Arab Saudi

JAKARTA–Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of understanding/MoU) dengan Vision Ambassador yang diwakili oleh Dr. Ghazi Mahfouz D Falemban selaku CEO The Saudi Indonesian Investment and Development Company, Selasa (09/08/2022).

Arsjad mengatakan MoU itu bertujuan untuk mempromosikan dan meningkatkan perdagangan, investasi, dan kerja sama ekonomi antar kedua negara dalam sektor pangan, pertanian, pariwisata, dan haji/umrah.

Indonesia dan Arab Saudi memiliki hubungan bilateral di bidang ekonomi yang telah terjalin dengan baik. “Kerajaan Arab Saudi merupakan salah satu mitra kerja strategis Indonesia di Timur Tengah,” kata Arsjad.

Pada 2020, Arab Saudi merupakan negara peringkat ke-21 sebagai negara tujuan ekspor Indonesia dengan nilai US$1,34 miliar. Sedangkan, sebagai negara asal impor Indonesia, Arab Saudi menempati posisi ke-14 dengan nilai US$2,61 miliar dolar AS. Foreign Direct Investment dari Arab Saudi ke Indonesia mencapai USD24,6 juta pada periode 2016-2021.

Berdasarkan data Comtrade, pada 2021 nilai perdagangan Indonesia-Arab Saudi mencapai US$5,55 miliar. Nilai ini meningkat 40,4% dibanding tahun 2020 yang hanya sebesar US$3,95 miliar.

Produk ekspor utama Indonesia ke Arab Saudi di antaranya adalah mobil penumpang, minyak kelapa sawit, ikan, kayu lapis, dan kain. Sedangkan impor utama Indonesia dari Arab Saudi di antaranya plastik, kimia organik, kacang-kacangan, produk kimia, dan produk susu.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Faisal Bin Farhan Al Saud, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (7/6/2022). Dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi dan Menlu Arab Saudi membahas berbagai hal, mulai dari soal ibadah haji hingga soal ekonomi.

Arab Saudi sedang menjalankan program Saudi Vision 2030. Kebijakan tersebut merupakan kerangka strategis untuk mengurangi ketergantungan Arab Saudi pada minyak, mendiversifikasi ekonomi, dan mengembangkan sektor layanan publik seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur, rekreasi, dan pariwisata.

Sedangkan Indonesia memiliki program Indonesia 2045 menunju negara berdaulat, maju adil dan makmur pada tahun 2045. Indonesia ditargetkan menjadi ekonomi terbesar keempat atau kelima di dunia pada 2045.