Kalsel Topang Kebutuhan Pangan dan Energi Bersih IKN Nusantara
JAKARTA–Kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur bakal memberikan peluang ekonomi yang positif bagi daerah sekitar, terutama untuk Kalimantan Selatan.
Melalui inisiatif kemitraan inklusif closed loop, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bakal mendorong Kalimantan Selatan menjadi lumbung pangan, energi bersih, dan tempat bertumbuh pelaku UMKM untuk menopang IKN Nusantara ke depan.
Hal ini disampaikan Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid dalam Muktamar Rabithan Melayu Banjar, di hadapan Presiden RI Joko Widodo, Ketua OC Muktamar Rabithah Melayu Banjar Muallim Syarbani Haira, Ketua SC Muktamar Rabithah Melayu Banjar Farid Wajdi, serta segenap alim ulama, tuan guru, akademisi, dan budayawan Melayu Banjar.
Arsjad mengatakan, kebutuhan beras sebagai sumber pangan pokok yang tersedia di Kalimantan Timur saat ini sangat terbatas, hanya mencapai 66,57% dari total kebutuhan atau defisit 33,43% pada 2019. Defisit pangan tersebut diperkirakan akan makin menajam sejalan dengan masuknya penduduk baru sesuai perkembangan pembangunan IKN Nusantara.
Menilik dari produksi beras di Kalimantan Selatan yang mencapai 1,2 juta ton dan mengalami surplus 42 ribu ton, peluang Kalimantan Selatan untuk menjadi pemasok utama kebutuhan pangan IKN Nusantara sangat besar. Apalagi secara geografis, melalui Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan merupakan salah satu pintu masuk IKN Nusantara.
Di sisi lain, potensi energi terbarukan yang melimpah di Kalimantan Selatan dapat menjadi sumber penopang bagi pasokan energi bersih bagi IKN Nusantara. Kalimantan Selatan diperkirakan memiliki 3000 MW energi baru terbarukan dari energi surya, air, biogas, dan biomassa. Sementara itu, dalam bauran energi daerah tersebut, energi bersih tersebut baru dipakai sekitar 13%.
“Pangan dan energi bersih merupakan kebutuhan utama bagi IKN Nusantara ke depan. Sebagai kota modern dengan visi smart and sustainable city, konektivitas antara Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, bahkan Tengah dan Utara sangat menentukan pembangunan dan pengembangan IKN Nusantara yang rendah karbon, berteknologi tinggi, tetapi juga inklusif dan kolaboratif. Dengan demikian, Kalimantan secara keseluruhan akan menjadi poros ekonomi Indonesia ke depan, yang menghubungkan Timur dan Barat, Utara dan Selatan Indonesia,” ujar dia di Tabalong, pada Kamis (16/03/23).
Arsjad menegaskan, pihaknya akan proaktif membawa inisiatif kemitraan inklusif closed loop untuk membantu Kalimantan Selatan dalam menangkap peluang positif tersebut. Dengan inisiatif tersebut, terjadi pendampingan melekat dari perusahaan-perusahaan besar kepada petani-petani dan pengusaha mikro untuk mempersiapkan diri dan berkembang lebih maju bersamaan dengan kebutuhan dan peluang yang semakin membesar di IKN Nusantara.
Seperti diketahui, program kemitraan inklusif closed loop telah berhasil diterapkan di sejumlah daerah di Pulau Jawa. Melalui inisiatif tersebut, para petani dan pelaku UMKM dapat meningkatkan produktivitas berkali lipat, karena memperoleh kemudahaan baik dari sisi pendanaan, intervensi teknologi, perbaikan kualitas produk, maupun perluasan pemasaran.
Arsjad menambahkan, selain kebutuhan pangan dan energi bersih, kedatangan 200 ribu warga baru IKN Nusantara yang akan masuk pada 2024 merupakan potensi lain yang dapat dioptimalkan oleh UMKM lokal. Warga baru yang hadir bakal membutuhkan sandang, pangan, dan papan. Peluang tersebut menjadi pasar yang menjanjikan bagi pelaku UMKM lokal dalam menyediakan berbagai kebutuhan dan jasa layanan tersebut.
“Tujuan utama kami hadir di sini adalah melahirkan sebanyak mungkin pengusaha sukses di Indonesia. IKN Nusantara adalah katalis di depan mata dalam rangka memperkuat kehadiran pengusaha lokal, yang berakar pada potensi yang ada di Kalimantan Selatan. Kami siap menjadi jembatan bagi terciptanya konektivitas yang inklusif dan kolaboratif antara pemerintah, investor, masyarakat, dan pelaku usaha untuk Indonesia yang lebih baik,” tutup dia.