Komitmen Ganjar-Mahfud untuk Wajib Belajar 12 Tahun

JAKARTA–Pasangan Calon Presiden-Calon Wakil Presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya lewat program wajib belajar 12 tahun. Dengan demikian, wajib belajar akan berlaku dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid mengatakan, program tersebut amat mendesak untuk dijalankan. Pendidikan tidak hanya 9 tahun sekarang, tetapi mesti naik ke 12 tahun. Hal ini dilakukan sejalan dengan kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas.

“Kita telah berada di titik krusial bonus demografi sehingga pendidikan merupakan sesuatu wajib dipersiapkan secara matang. Kita ingin mempersiapkan generasi muda yang berkualitas, yang bisa bersaing secara nasional maupun global,” ujar dia.

Arsjad menambahkan, Ganjar-Mahfud berjanji tidak akan membebani masyarakat dalam implementasi program tersebut. Jika terpilih di Pilpres 2024, Ganjar-Mahfud akan menggratiskan biaya pendidikan hingga SMA.

Ganjar Pranowo mengatakan, pendidikan gratis merupakan program yang amat dibutuhkan masyarakat selama ini. Ganjar pun berkisah, keluarganya dulu sampai terlilit utang di rentenir demi dirinya bisa kuliah.

“Orang tua saya berjuang bagaimana (menyekolahkan) anaknya, itulah mengapa 12 tahun (pendidikan) minimal harus gratis,” tegasnya.

Wajib belajar 12 tahun merupakan bagian dari upaya Ganjar-Mahfud menciptakan pendidikan berkualitas dan merata. Selain gratis biaya pendidikan, Ganjar-Mahfud akan melakukan transformasi pendidikan termasuk tele-education bagi anak Indonesia secara merata, berkualitas, dan produktif, di sekolah negeri dan swasta, bagi yang memenuhi persyaratan bantuan dari pemerintah tak terkecuali untuk pesantren dan santri.

Selain itu, Ganjar-Mahfud juga mencanangkan program 1 Keluarga Miskin, 1 Sarjana. Program tersebut demi memastikan setiap keluarga miskin menyekolahkan setidaknya 1 orang anaknya hingga sarjana dalam rangka memutus rantai kemiskinan.

“Maka satu keluarga miskin, satu sarjana. Itulah yang kemudian diharapkan nantinya mereka akan jadi anak-anak hebat membantu keluarganya, membantu orang tuanya karena pasti mereka punya budi pekerti yang luhur,” tandas Ganjar.