Percepatan Hilirisasi Cegah Efek Perlambatan Ekonomi
JAKARTA ― Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan, Indonesia memiliki momentum positif untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi jangka panjang agar terhindar dari efek perlambatan ekonomi. Salah satunya, melalui hilirisasi mineral dengan mengembangkan kendaraan listrik.
Menurut Arsjad, percepatan nilai tambah dengan produk bernilai tinggi dari hilirisasi harus segera dilakukan agar momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini dapat berkelanjutan.
Terlebih, dengan sumber daya alam yang dimiliki, Indonesia berpotensi menjadi pusat bertumbuhnya industri kendaraan listrik. Hal ini dapat memicu nilai tambah ekonomi yang besar bagi Indonesia, termasuk efek dominonya terhadap perluasan lapangan pekerjaan dan pendapatan per kapita.
“Banyak yang mengatakan bahwa siklus ekonomi Indonesia saat ini bakal akan berakhir pada tahun depan, dan Indonesia akan memasuki masa resesi. Kita harus mengantisipasi prediksi itu dengan mempersiapkan diri, terutama dengan memperkuat keunggulan komparatif yang dimiliki,” ujar Arsjad.
Ia.juga menegaskan, posisi Indonesia saat ini sangat strategis, baik di kawasan maupun secara global. Bersama ASEAN, Indonesia mendorong episentrum ekonomi baru, termasuk dengan mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
Indonesia juga memiliki bonus demografi, yang saat ini sudah dinikmati. Namun, perlu ada keseriusan untuk mempertajam bonus demografi tersebut untuk memberikan keuntungan bagi pertumbuhan ekonomi. Strateginya adalah dengan memperluas vokasi, pendidikan, dan keterampilan sehingga menghasilkan SDM yang berkualitas.
Di samping itu, ekonomi digital Indonesia juga sedang bertumbuh. Pada 2022, nilai transaksi industri digital mencapai USD 47 miliar, pembayaran digital tumbuh pesat USD 17 miliar, dan layanan keuangan digital mencapai USD 10 miliar.
“Upaya hilirisasi dengan kendaraan listrik sebagai produk hilirnya juga memberikan keuntungan tersendiri bagi tercapainya komitmen terhadap net zero emission. Semua mengarah ke sana, dan Indonesia dapat menjadi pemimpin di sektor ekonomi hijau, dengan bukti nyata pada transisi energi bersih, optimalisasi digitalisasi, dan kecakapan SDM,” kata dia.