Suara Rakyat di Panggung Debat

JAKARTA — Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid mengatakan, pasangan capres dan cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud Md akan terus mengangkat suara rakyat di panggung debat yang dihelat Komisi Pemilihan Umum (KPU). Berbagai problem rakyat yang diungkap keduanya. Mulai kasus pelanggaran HAM berat, pemberantasan korupsi, kepastian hukum, hingga pinjaman online yang menjerat rakyat.

Mengangkat berbagai masalah yang dialami rakyat, Ganjar-Mahfud sekaligus berkomitmen untuk menuntaskannya jika dipercaya memimpin Indonesia ke depan.

Arsjad pun mencontohkan debat yang dilakukan cawapres Mahfud Md bersama calon lainnya, Jumat (22/12) lalu. Apa yang disampaikan Mahfud, disebut Arsjad, semuanya merupakan isi hati rakyat.

“Prof Mahfud mengeluarkan semua isi hati rakyat. Bicara ekonomi masalahnya adalah lapangan kerja, kebutuhan hidup, bagaimana harga barang jangan naik. Semua itu bisa terjadi jika ada kepastian hukum,” kata Arsjad.

Atas dasar itu, kepastian hukum untuk memberantas korupsi menjadi program mendesak Ganjar-Mahfud. Melalui langkah ini uang negara yang dikorupsi bisa disalurkan untuk kepentingan masyarakat.

“Karena itu, mas Ganjar dan prof Mahfud berkomitmen akan menghadirkan kepastian hukum dan pemberantasan korupsi,” lanjutnya.

Saat memimpin Jawa Tengah, komitmen Ganjar untuk memerangi praktik korupsi banyak mendapatkan apresiasi. Sedangkan, Mahfud Md juga memiliki rekam jejak mengungkap berbagai kasus korupsi. “Kita ingin korupsi ditiadakan supaya uang negara bisa digunakan untuk kepentingan rakyat,” ujar Arsjad.

Di panggung debat, Mahfud juga menunjukkan ketenangan dan kedewasaan seorang pemimpin. Hal ini jelas terlihat saat ia menanggapi pertanyaan-pertanyaan menjebak atau keluar konteks dari cawapres lain.

Arsjad menegaskan, seorang pemimpin memang harus memiliki ketenangan, apalagi akan memimpin sebuah negara besar. Tidak boleh ada emosi, begitu pula saat harus membuat keputusan.

“Bagi pemimpin bangsa yang paling penting adalah harus memiliki kedewasaan dalam bersikap. Kita tidak mempersoalkan umur, tapi bagaimana bersikap. Begitu juga pengalaman tetap menentukan. Dari situ, kami berharap masyarakat jangan sampai salah pilih, karena yang kita pilih ada sosok pemimpin bangsa,” kata Arsjad mengingatkan.