Tiga Langkah Memasifkan Gagasan Ganjar-Mahfud

JAKARTA — Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid memastikan tim yang dipimpinnya siap memasifkan gagasan Ganjar Pranowo dan Mahfud Md kepada masyarakat.

Seiring dengan dimulainya masa kampanye pilpres 2024, menurut Arsjad, mesin-mesin politik yang selama ini telah dipanaskan akan digerakkan. Tak hanya menjadi kekuatan dalam menjelaskan visi Indonesia unggul yang diusung capres-cawapres nomor urut 3 ini, tapi juga menjadi motor pemenangan.

“Genderang perang pertempuran sudah ditabuh. Saatnya kita mengerahkan seluruh kekuatan mesin-mesin yang sudah dipanaskan selama ini,” kata Arsjad Rasjid.

Untuk meluaskan gagasan, visi misi, serta program Ganjar-Mahfud, setidaknya terdapat tiga langkah yang disiapkan Arsjad bersama jajaran TPN di berbagai tingkatan.

Pertama, menggalang kekuatan rakyat hingga ke akar rumput. Arsjad menyebutkan, dalam hal ini seluruh organisasi relawan, simpatisan, hingga partai pengusung Ganjar-Mahfud akan bersatu untuk menyentuh hati seluruh lapisan masyarakat.

“Kita harus lebih menyatu dengan rakyat dibandingkan pasangan calon lainnya. Sekali lagi, kita harus lebih menyatu dengan rakyat dibanding lainnya,” tegas Arsjad.

Kedua, memperluas penggunaan berbagai sarana kampanye kreatif. Ini misalnya dilakukan melalui pemasangan baliho Ganjar-Mahfud yang akan dipasang di seluruh wilayah, terutama di titik-titik strategis.

Ketiga, memastikan setiap kampanye terbuka Ganjar-Mahfud harus dipenuhi lautan manusia, dengan tetap mengikuti aturan KPU.

Dalam kampanye hari pertama, Selasa (28/11), Ganjar memilih memulai kampanye di Merauke, Papua Selatan, sementara Mahfud di Sabang, Aceh. Kehadiran keduanya di wilayah ujung timur dan barat Indonesia ini menyiratkan sejumlah makna.

Pertama, terinspirasi lagu Sabang Sampai Merauke, keduanya hendak menghubungkan Indonesia dari ujung barat hingga ujung timur.

Kedua, menyiratkan sila ketiga Pancasila, persatuan Indonesia. Pasangan ini berkomitmen memajukan seluruh rakyat Indonesia melalui pemerataan pembangunan di desa dan di kota, dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia.

Ketiga, titik awal. Ganjar memilih kampanye dari sebuah desa di Merauke, Papua Selatan, yang menjadi tempat paling awal menyambut terbitnya matahari. Tempat di mana rakyatnya paling awal memulai kerja dan usaha.